Grid.ID- Budaya Jepang yang sangat disiplin tentu saja tak asing bagi sebagian besar dari orang Indonesia.
Kedisiplinan orang Jepang bahkan sudah dikenal oleh seluruh penjuru dunia.
Namun baru-baru ini, Menteri Olimpiade Jepang Yoshitaka Sakurada datang terlambat pada rapat parlemen.
Baca Juga : Perdana Menteri Jepang Terjatuh Saat Bermain Golf Bareng Donal Trump
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Menteri Olimpiade Jepang Yoshitaka Sakurada datang terlambat selama 3 menit dalam acara tersebut.
Kalangan oposisi menyebut sikap Sakurada tak menghormati institusinya.
Bahkan para kalangan oposisi sempat melakukan boikot dan rapat pembahasan anggaran tertunda selama lima jam.
Baca Juga : Mengenal Kaisar Gigolo dari Jepang, Cuma 3 Jam Kerja Sanggup Raup Rp 1,3 Miliar
Diwartakan BBC, meski terlambat tidak dianggap sebagai hal memalukan di Jepang, para oposisi sangat menyoroti untuk mencari kegagalan Sakurada.
Dalam jajak pendapat yang dirilis harian Asahi Shimbun awal pekan ini, 65 persen responden merasa Sakurada tidak cocok dengan pekerjaannya.
Sakurada lantas mengucapkan permintaan maafnya secara publik atas keterlambatannya tersebut.
Baca Juga : Jarang Terkespos, Kenalan yuk dengan Alvy Xavier, Putra Menteri Susi Pudjiastuti yang Ganteng Banget!
Tak hanya itu, menteri Sakurada ini sempat melontarkan serangkaian blunder komentar.
Para politisi oposisi sangat mengkritisi menteri berusia 69 tahun itu atas segala komentar dan tindakannya.
Misalnya, pekan lalu Sakurada mengaku kecewa kepada Rikako Ikee, setelah bintang renang Jepang itu pada pekan lalu didiagnosis terkena leukemia.
Baca Juga : Presiden Rusia Tertawa Terbahak-Bahak Saat Mendengar Ide Menteri Pertaniannya Menyangkut Indonesia!
Sakurada mengungkapkan Ikee merupakan andalan atlet mereka meraup emas saat Olimpiade Tokyo 2020 nanti.
"Saya sangat kecewa. Sebab kami berekspektasi besarnya kepadanya," ujarnya.
Dia lantas dibanjiri kritikan dan akhirnya mengucapkan permintaan maafnya.
Baca Juga : Pesan Manis Menteri Susi Pudjiastuti untuk Putra Gantengnya, Alvy Xavier yang Sedang Berulang Tahun
Beberapa tahun lalu pada 2016, dia juga menyinggung tentang jugun ianfu (wanita penghibur).
Sakurada menyebut para perempuan yang dipaksa memberi layanan seksual kepada tentara Jepang saat Perang Dunia II merupakan "PSK profesional".
Lalu pada tahun lalu, Sakurada yang juga Menteri Keamanan Siber itu mengaku selama hidupnya dia tidak pernah menggunakan komputer.
Sakurada mengisi jabatannya pada Oktober 2018 lalu, dengan tugas juga mempersiapkan keamanan siber selama perhelatan Olimpiade.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Asri sulistyowati |
Editor | : | Deshinta Nindya A |