Grid.ID - Salju berwarna hitam yang terjadi beberapa waktu lalu sempat menghebohkan penduduk di kota Siberia, Rusia.
Salju hitam pekat di Kemerivi itu diakibatkan oleh polusi pabrik batu bara sehingga membuat jalanan menjadi gelap dan kotor.
Kini salju dengan warna tak biasa memaksa warga untuk menggunakan masker.
Baca Juga : Asri Welas Ungkap Jenis Kelamin Hingga Kondisi Calon Anak Ketiganya Saat Ini
Salju hijau dapat terlihat di beberapa tempat di kota Pervouralsk.
Penduduk diliputi kengerian karena bahan kimia tumpah dari pabrik krom yang mengubah salju putih menjadi warna hijau asam.
Melansir dari Daily Mail, Minggu (24/2/2019), fenomena itu terjadi setelah serangkaian protes secara terpisah di belasan kota di Rusia terhadap polusi.
Baca Juga : Ini Alasan Wanita Menjual Keperawanannya, Salah Satunya Demi Keliling Dunia
Dalam satu rekaman video nampak seorang ibu meminta anaknya untuk berhenti bermain-main pada salju dengan warna mencolok tersebut.
"Lihat, itu tumpukan salju," kata gadis cilik bernama Arisha.
"Itu salju beracun. Warnanya sama dengan celana skimu," timpal sang ibu.
Baca Juga : Pesan Roy Marten untuk Gading Marten Jika Mencari Pendamping Hidup Baru: Jangan dari Kalangan Artis!
Daily Mirror melaporkan, fenomena ini memicu kekhawatiran terkait lingkungan yang telah ditanggapi dengan aksi protes, dan menuai tindakan keras dari pihak berwenang.
Pada bulan lalu, seorang pengemudi taksi sekaligus aktivis Vyacheslav Yegorov ditahan karena mengadakan protes tanpa izin menolak sampah dari Moskwa dibuang di dekat kota provinsinya.
Sekitar 14 aktivis lainnya juga digerebek pada hari yang sama.
Baca Juga : Tangis Haru Roy Kiyoshi Saat Sang Ibu Beri Doa Sekaligus Nasihat Di Hari Ulang Tahunnya
Kemudian, ada 44 aksi protes dilakukan terhadap pemindahan sampah.
Dikutip dari kantor berita AFP, Rusia telah menghadapi gelombang protes selama setahun terakhir terkait pembuangan sampah Moskwa di sejumlah provinsi.
Pada pekan lalu, Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia perlu meningkatkan pengelolaan limbahnya, karena tempat pembuangan akhir sebelumnya bau dan berbahaya.
"Kita belum membahas apa yang disebut masalah limbah selama satu abad terakhir, artinya memang tidak pernah," katanya.
"Kita harus membentuk sistem pengelolaan limbah yang beradab dan aman," imbunnya.
Baca Juga : Biadab! Penyandang Disabilitas Ini Diperkosa oleh Ayah, Kakak, dan Adik Kandungnya 5 Kali dalam Sehari
Sebagian besar kota-kota Rusia tidak memiliki program daur ulang kota, meski jajak pendapat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan sebagian besar penduduk siap untuk memilah sampah mereka.
Menurut Greenpeace Rusia, kurang dari 15 persen penduduk Rusia di kota-kota besar memiliki akses ke fasilitas daur ulang.
Survei dari lembaga independen Levada Center yang dirilis pada Januari lalu menunjukkan, approval rating Putin sebesar 64 persen atau terendah sejak aneksasi Crimea pada lima tahun lalu.
Jajak pendapat Levada pada Oktober 2018 juga menemukan, hanya 40 persen dari penduduk Rusia yang akan memilih Putin jika pemilu digelar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Warna Putih Salju di Rusia Berubah Hijau akibat Polusi
Penulis | : | None |
Editor | : | Dianita Anggraeni |