Grid.ID - Usianya sudah tidak muda lagi. Wajahnya keriput, rambut putih di kepalanya pun hanya tinggal sebagian saja.
Pria ini sekarang sedang berusaha berserah diri kepada Tuhan atas segala yang telah ia perbuat di masa mudanya.
Iwan Cepi Murtado, pria berusia 75 ini dulunya merupakan seorang pembunuh bayaran yang dikenal bengis saat melakukan aksinya.
Malah, Iwan disebut-sebut sebagai pembunuh bayaran paling ditakuti di Indonesia.
Tak Disangka, Hadiah dari Sule ini Jadi yang Terakhir, Tak Mewah Tapi Begitu Dibutuhkan Laila Sari
Dalam sebuah wawancara tayangan On The Spot Trans 7 edisi 15 November 2017, Iwan menjelaskan seperti apa masa lalunya dan bagaimana ia sekarang menjalani hidup.
Iwan adalah anak dari Murtado, seorang jawara Betawi yang dikenal dengan sebutan 'Macan kemayoran'.
Dalam perjalanan hidupnya, Iwan pernah menjadi seorang tentara selama delapan tahun.
Dirinya memutuskan keluar karena merasa tidak disiplin.
Viral, Dokter Hebat Dibayar Seikhlasnya, Bacaan Plangnya Bikin Menohok
"Kalau keluar, saya memang lupa dengan kedisiplinan saya," kata Iwan dalam wawancara di tayangan On The Spot.
Pekerjaan sebagai pembunuh bayaran pun dilakoninya.
Segala pengalamannya saat jadi tentara membuat Iwan tidak begitu kesulitan dalam menghilangkan nyawa orang lain.
Dalam wawancaranya, Iwan menjelaskan bagaimana tekniknya saat mendapat orderan untuk membunuh seseorang.
Gara-gara Tikus, Seorang Warga Surabaya Meninggal: Badannya Menguning dan Muntah-muntah
Iwan selalu melakukan pengamatan terhadap calon korban selama beberapa hari, bisa sampai satu minggu.
Ia mempunyai cara sendiri dalam melaksanakan tugas, tidak mau orang yang memerintahnya ikut campur untuk urusan eksekusi.
Menurut On The Spot, target Iwan biasanya adalah orang-orang kaya yang dianggap menjadi pesaing orang yang memberikan orderan.
"Itu ada satu perjanjian. Kalau saudara menyuruh saya, di lapangan jangan ikut campur," kata dia.
Iwan menyebutkan dirinya tidak memikirkan soal nyawa orang, ia hanya melihat bayaran yang menantinya.
"Melihat bayaran, saya sudah tidak memikirkan apa-apa lagi," kata Iwan.
Adapun jumlah bayaran Iwan untuk sekali membunuh, harganya tidak menentu.
Mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 25 juta.
Kendati dikenal sebagai pembunuh bayaran, Iwan tidak menyebut dirinya sendiri dengan predikat tersebut.
Awalnya Diharapkan Terkumpul Rp 20 Juta, Donasi untuk Laila Sari Malah Meledak hingga Ratusan Juta
Menurutnya, sebutan pembunuh bayaran berasal dari teman-temannya.
Ketika ditanya sudah berapa nyawa yang telah dihabisinya, Iwan enggan menjawab.
Matanya langsung berkaca-kaca ketika mengingat masa kelam itu.
"Saya nggak mau membahas itu lagi. Karena yang saya kerjakan ini bukan mencuri, nyawa orang yang saya habisi, ujar Iwan.
Ketika ditanya untuk kedua kalinya oleh pewawancara soal total orang yang dibunuhnya, Iwan kembali enggan memberikan jawaban.
"Jangan ditanya lagi. Kalau saya ditanya sampai ke situ (membunuh), hati saya terenyuh," tambahnya.
Kehidupan Iwan mulai berubah ketika mendekam di penjara Cipinang selama sepuluh tahun.
Hal yang mengejutkan adalah ketika dipenjara Iwan begitu disegani.
Malah ia mengaku menjadi pemimpin para narapidana di sana.
Saat keluar penjara, Iwan mulai menata kembali hidupnya.
Ia bertaubat dan menyesali segala perbuatannya.
"Apakah saya bertaubat ini ada ampunan Allah? Saya serahkan kepada Allah," ujarnya. (*)
(Artikel ini tayang di Tribunnews.com dengan judul: Pembunuh Bayaran Ini Menangis Haru Saat Ditanya Berapa Orang yang Telah Dibunuhnya)
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |