Laporan Wartawan Grid.ID, Hyashinta
Grid.ID - Penyakit cacingan mungkin memang sudah tidak banyak diderita orang.
Selain perkembangan teknologi, tingkat kebersihan warga juga sudah meningkat dibandingkan dahulu kala.
Namun bukan berarti sudah tak ada yang terkena cacing parasit.
Dilansir Grid.ID dari Next Shark, ada seorang pembelot Korea Utara yang menjadi berita utama di seluruh dunia.
(BACA: Teknologi Mampu Rubah Ampas Kopi jadi Bahan Bakar di Negara Ini, Indonesia Kapan?)
Ia melairkan diri ke arah selatan melalui Zona Demiliterisasi (DMZ) pekan lalu.
Tentara itu berhasil melewati perbatasan dengan kakinya sendiri setelah turun dari kendaraannya.
Dia terluka parah akibat tembakan.
Dilaporkan ia tertembak di bagian ketiak, punggung, bahu, lutut, dan bokongnya.
Total ada sekitar 40 peluru yang ditembakkan ke arahnya.
Karena luka-lukanya, pria yang diyakini sebagai sersan staf tentara tersebut dilarikan ke rumah sakit di Suwon, Korea Selatan.
Yang mengejutkan, dokter bedah juga menemukan parasit di dalam perut pasien.
Dilansir Grid.ID dari Reuters, Dokter menemukan cacing gelang sepangjang 28 cm.
(BACA: Idaman Banget ! Bukan hanya Mampu Melaju Kencang, Skuter Listrik Ini Juga Bisa Masuk Loker)
"Dalam karir saya selama 20 tahun sebagai ahli bedah, saya hanya melihat hal seperti ini dalam buku teks," kata ahli bedah terkemuka Lee Cook-jong.
Menurut Lee, mereka memindahkan "sejumlah besar parasit" dari tubuh pria tersebut.
Ia juga menyatakan, "Kami sangat memperhatikan kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi".
"Tanda vital termasuk denyut nadinya kembali stabil," kata Lee kepada media lokal.
(BACA: Musim Hujan? Jangan Lupa Pilih Furnitur Ini, Dijamin Aman!)
"Kontaminasi yang sangat parah, dan masa depan kondisi medisnya kemungkinan akan lebih buruk daripada pasien trauma umum karena dia dalam keadaan shock dalam waktu lama karena pendarahan hebat."
Tentara itu diyakini berusia sekitar 20 tahun.
Ditemukan parasit dalam tubuh tentara ini kemungkinan karena penggunaan kotoran manusia sebagai pupuk.
Hal ini dilakukan sebagai ganti alternatif bahan kimia untuk pupuk.
"Meskipun kami tidak memiliki angka solid yang menunjukkan kondisi kesehatan Korea Utara, para ahli medis berasumsi bahwa masalah infeksi parasit dan masalah kesehatan yang serius telah terjadi di negara ini," kata profesor Choi Min-Ho dari Seoul National University College of Medicine. (*)