Grid.ID – Tidak ada yang bisa menduga kemana jalan hidup akan bergulir.
Hal yang sama dialami wanita bernama Erica Garza.
Tumbuh besar di sekolah katolik, Garza menapaki masa pencarian jati dirinya dengan menggumuli segala hal tentang seks.
Garza di usia 12 tahun mengaku mulai menyimpan hasratnya yang besar pada seks.
Baca Juga : Punya Temen yang Makan Banyak Tapi Tetap Kurus, Ini loh Alasannya
Hal ini tidak mudah lantaran, hasrat besar yang ia miliki seakan jadi malapetaka bagi dirinya.
Garza di satu sisi memiliki keinginan kuat untuk mencari tahu dan melakoni segala hal tentang seks.
Namun ia tidak menampik hasrat besarnya ini seakan menjadi aib bagi dirinya sendiri.
Pergolakan batin yang akan ia bawa puluhan tahun ini lantas ia tuangkan dalam bukunya Getting Off.
Di buku itu, Erica Garza membagikan pengalaman hidupnya yang memiliki obsesi besar pada seks dan pornografi.
Kebiasaan ini dipupuk ketika ia bersekolah di pinggiran kota Los Montebello, Los Angeles.
Semua bermula dari kebiasaan menonton film porno.
Garza yang menderita skoliosis, harus menggunakan penopang punggung.
Baca Juga : Kisah Tragis Lamiya, Perempuan yang Dipaksa Jadi Budak Seks Isis dan Memakan Anaknya Sendiri Tanpa Sadar
Penampilannya yang berbeda, membuat banyak orang mengejeknya.
Merasa rendah diri, Garza menghibur dirinya dengan menonton film porno bergenre soft-core yang tayang tengah malam di televisi.
Garza yang beranjak remaja, semakin mudah mengakses video porno melalui layanan streaming ketika dunia internet begitu akrab di masyarakat.
Adegan vulgar Pamela Anderson dan Tommy Lee yang bocor di jagad maya pada 1997 begitu lekat di ingatan Garza.
Saat itu ia berusia 15 tahun, dan Garza kerap diam-diam menonton film porno di kamarnya.
Baca Juga : Kisah Genie, Balita yang Disekap dan Disiksa Hingga 11 Tahun Oleh Orangtuanya
Garza mengaku pertama kali kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun.
Selepas kuliah, Garza mulai mencoba seks dengan menggunakan kekerasan yang sangat beresiko.
Ia mulai berhasrat pada adegan-adegan di film porno bergenre hard-core.
Mengarungi Hawaii, LA, London dan New York, Garza kerap melakukan hubungan dengan orang asing tanpa menggunakan pengaman.
Garza yang memiliki obsesi besar meniru adegan-adegan di film porno, kerap berada di posisi diremehkan sebagai wanita.
Merasa disepelekan, dan tidak berharga, Garza mulai lelah sebab merasa tidak dicintai dan seperti sampah.
Meski ia sendiri menggunakan banyak pria untuk memenuhi hasrat seksualnya.
Kesadarannya menguat ketika ia melakukan perjalanan ke Bali.
Ia menemukan seorang pria yang tepat - - yang kini jadi suaminya.
Baca Juga : Hasilkan Rp 172 Miliar Setiap Tahun, Intip Suasana Mencekam Desa Ular di China
Di awal pertemuan mereka, Garza yang saat itu berusia 30 tahun dan suaminya (perancang aplikasi berusia 39 tahun) menonton film porno bersama.
Pria itu mulai berbicara secara baik-baik dan menanyakan bagaimana kebiasaan Garza itu bermula.
Mendapatkan perhatian yang tulus, Garza merasa aman, didukung, dan bisa jadi dirinya sendiri.
Sekembalinya ke LA, Garza mulai mencoba beberapa metode untuk menghilangkan kecanduannya.
Dibantu sang suami, Garza melakukan yoga dan terapi, dan ia berhasil tidak menonton film porno selama enam bulan.
Garza mengaku masih sesekali menonton untuk tujuan tertentu, dan digunakan secara sehat.
Menyadari kecanduan yang ia alami juga banyak dialami orang lain, ia ingin mengungkapkan bahwa kecanduan seksual itu bisa diatasi, dan Garza berhasil melakukannya. (*)
(Grid.id/Aditya Prasanda)
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |