Grid.ID - Sosok Paul Phua, pria asal Kalimantan, menjadi salah satu orang yang paling disegani dalam industri perjudian dunia.
Paul Phua yang memiliki julukan sebagai dewa judi ini bahkan sempat menjadi buronan FBI karena kiprahnya di dunia judi internasional.
Asalnya memang dari Kalimantan, namun kenyataannya Paul Phua bukan orang Indonesia, melainkan Malaysia.
Baca Juga : Miris, India Habiskan Dana Rp6,4 Triliun untuk Bangun Patung Raksasa di Atas 'Penderitaan' Rakyatnya
Phua disebut sebagai salah satu bandar taruhan terbesar di dunia, dan selama bertahun-tahun ia telah memberikan pengaruh besar pada perjudian dunia.
Melansir dari ESPN, Phua adalah sosok yang sederhana selama berkecimpung di dunia judi, ia telah mendirikan kerajaan perjudian di Hong Kong, Las Vegas, London dan Melbourne.
Awal mulanya ia hanyalah seorang pekerja kontruksi, namun ketika ia hidup dengan perjudian kecil di Kuala Lumpur ia menemukan lingkungan yang menguntungkan.
Baca Juga : Tanpa Sengaja, Mahasiswa ini Temukan Cara Membuat Baterai Handphone Awet dan Tahan Lama
Dikatakan ia telah menghasilkan kekayaan sebesar 400 juta dolar AS (sekitar Rp6 Triliun).
Awalnya ia hanyalah seorang operator jamuan makan VIP di Macau.
Pada 2006 ia bekerja dengan Steve Wynn dan membuka Whynn Macau dan memperluas bisnis tersebut dan menjadi pemain poker.
Pada 2010, permainan judi Las Vegas mulai bergerak ke Macau, pemain seperti Tom Dwan, Phil Ivey, Chau Giang, Patrik Antonius, dan John Juanda pun pindah ke sana.
Baca Juga : Tak Memandang Fisik, Lelaki Tampan ini Tetap Mencintai Kekasihnya yang Memiliki Kelainan Kulit Langka
Pada 2011, pemain poker profesional lainnya telah bergabung di Macau.
Phua juga ikut bermain pada pertandingan ini pada tahun 2012. Phua memasuki World Series of Poker 2012 sebesar 1.000.000 dolar AS (sekitar Rp15 miliar) Big One untuk satu acara Drop.
Pada 2012, Phua memenangkan Aspers 100 ribu poundsterling (sekitar Rp1,9 miliar) High Roller.
Di London setelah mengalahkan Richard Yong ia mendapatkan uang terbesarnya, sebesar sekitar Rp24 miliar.
Baca Juga : Peringatan Bagi Orang Tua! Seorang Balita Mengidap Kanker Darah Akibat Kecanduan Gadget
Selama pertandingan uang tunai di Milies Aussie 2014, Phua terlibat dalam pot senilai 991 ribu dolar AS (sekitar Rp15 milliar) melawan sesama pemain poker Macau, Lo Shing Fung.
Namun pada 2014 dirinya menjadi salah satu buruan FBI karena sepak terjangnya yang membahayakan.
Pada 5 Agustus 2014, Paul Phue berada di podium ruang sidang, saat dirinya diadili.
Baca Juga : Bisa Berakibat Fatal, 5 Benda ini Tidak Boleh Diletakkan di Dekat Kulkas!
Ia diadili oleh Departemen Kehakiman karena ia, bersama tujuh orang lainnya, menjalankan perusahaan ilegal dalam taruhan Piala Dunia tahun 2014.
Tapi sama seriusnya dengan melanggar hukum game AS, kasus Phua lebih dari sekadar taruhan dalam pertandingan sepakbola.
Pasalnya aktivitas Phua merupakan indikasi meningkatnya kekhawatiran pemerintah AS tentang bagaimana, dan dari mana, uang mengalir ke Las Vegas dan sistem keuangan AS.
Baca Juga : Tak Kalah Hits dari Nia Ramadhani, Inilah 4 Potret Cantik Menantu Keluarga Bakrie
Namun, setelah penangkapan tersebut ia tidak benar-benar diadili karena FBI mengumpulkan bukti tanpa memperhatikan perlindungan konstitusi Paul Phua.
Dengan kata lain mereka tidak memiliki surat perintah untuk menangkap Phua, alhasil ia berhasil membuktikan keridakbersalahannya.
Namun, dalam keterangan lain ada campur tangan pemerintah yang membuatnya bisa lolos dari jerat hukum. (*)
Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judul Kisah Dewa Judi dari Pulau Kalimantan yang Diburu FBI karena Membuat Pemerintah AS Khawatir
5 Rekomendasi Drakor Park Eun Bin yang Wajib Ditonton, Terbaru Perankan Dokter Jenius di Hyper Knife!
Source | : | ESPN,Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |