2. Depresi, mudah marah, atau kegembiraan.
Ternyata perubahan mood bisa menjadi tanda migrain.
“Beberapa pasien akan merasa sangat tertekan atau tiba-tiba murung tanpa alasan," kata Dr Calhoun.
Data yang dipersentasikan oleh American Academy of Neurology pada tahun 2010 menunjukkan, depresi sedang atau berat meningkatkan risiko migrain episodik menjadi kronis.
3. Kurang nyenyak ketika tidur.
Lelah saat bangun atau kesulitan untuk tidur adalah masalah umum pada penderita migrain.
Saat migrain menyerang, sulit untuk mendapatkan tidur yang nyenyak.
"Banyak orang menderita insomnia sebagai akibat migrain mereka," kata Edmund Messina, MD, direktur medis dari Headache Clinic Michigan, di East Lansing.
Ketidakmampuan untuk tidur ini dapat menjadi awal dari lingkaran setan.
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur juga dapat memicu migrain.
4. Hidung tersumbat atau mata berair.
Menurut Dr. Messina, beberapa orang dengan migrain memiliki gejala sinus, seperti hidung tersumbat, kelopak mata turun dan mata berair.
Penulis | : | Justina Nur Landhiani |
Editor | : | Justina Nur Landhiani |