Grid.ID - Gunung Agung yang terletak di Bali dikabarkan telah meletus.
Letusan Gunung Agung terus mengeluarkan abu vulkanik.
Dikutip dari Kompas.com, ternyata pada Minggu (26/11/2017), semburan abu telah mencapai puluhan kilometer, meliputi wilayah Karangasem dan Kabupaten Klungkung.
(BACA : Nikmatnya Nonton Film dan Main Game di Layar FullView™ Vivo V7 )
Ternyata tebalnya abu vulkanik ini telah menutupi penetrasi sinar matahari, sehingga menyebabkan langit terlihat lebih gelap dari biasanya.
Abu vulkanik dapat dengan mudah berpindah, tergantung dari besar kecilnya letusan, ukuran partikel abu, jumlah abu yang dilontarkan ke atmosfer, serta kondisi iklim, arah angin, kekuatan dan kelembapan udara.
Abu vulkanik mencemari biosfer melalui penghirupan oleh manusia dan hewan, dan juga dapat menyebabkan tanaman tertutup oleh abu.
Saat dihirup, abu vulkanik ini diendapkan dalam saluran udara dan sel paru-paru.
Menghirup abu vulkanik bisa sangat merugikan kesehatan manusia, karena merupakan aerosol berbahaya, dan gas beracun yang berbentuk abu.
(BACA : Ketika Netizen Ajari Fredrich Pengacara Setnov Cara Ucapkan Hermes yang Benar )
Berikut ini adalah dampak abu vulkanik terhadap kesehatan manusia.
1. Gejala pernafasan (jangka pendek):
a. Pilek
b. Sakit tenggorokan atau batuk
c. Sesak nafas
d. bronkitis
2. Gejala mata (jangka pendek):
a. Mata menjadi gatal dan merah
b. Adanya goresan dan lecet pada kornea karena abu vulkanik masuk ke dalam mata
c. Bisa mengakibatkan konjungtivitis mata
Salah satu efek jangka panjang abu vulkanik adalah silikosis.
Silikosis adalah penyakit yang mengakibatkan kerusakan paru-paru dan jaringan parut, dari paparan partikel silika kristal bebas.
Mineral yang terkait dengan silikosis meliputi kuarsa, kristobalit, dan tridimit, semuanya berpotensi hadir dalam abu vulkanik. (*)
Source | : | serc.carleton.edu |
Penulis | : | Justina Nur Landhiani |
Editor | : | Justina Nur Landhiani |