Grid.ID – Belum hilang duka yang dirasakan keluarga Kopasus yang gugur melawan KKB Papua, muncul aksi penghinaan terhadap prajurit Kopasus tersebut.
Bukannya ikut berkabung, seorang pemilik akun media sosial justru berani menghina anggota Kopasus yang gugur tersebut.
Tak hanya menghina, ia bahkan menantang semua orang dan mengatakan akan memberikan hadiah Rp 1 miliar kepada siapa saja yang mampu menangkap dirinya.
Hadiah Rp1 miliar untuk menangkap penghina Kopassus dilontarkan langsung oleh pemilik akun Facebook Andhre Marozz.
Dia juga adalah pelaku penghina Kopassus tersebut.
Seperti diberitakan pemilik akun Facebook Andhre Marozz memantik kemarahan netizen di tengah suasana duka yang dialami prajurit TNI dan Kopassus melawan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
"Asli Gemetar Semua badan saya melihat Status ba**ngan ini..!! Kami mati²an buat merebut semua nya Demi NKRI, dia malah ngomong kayak gituu...!! " tulis akun Robby Abrianto.
Rupanya gelombang amarah netizen tidak menghentikan pemilik akun Andhre Marozz. Dia malah menjadi-jadi.
Ia menantang orang-orang untuk menangkap dirinya dan menawarkan hadiah Rp1 miliar.
Namun, belakangan akun Andhre Marozz telah hilang dari Facebook.
Baca Juga : Baret Merah Kebanggaan Kopasus ia Banting di Hadapan Komandannya!
Walau begitu, warganet bersikukuh mencari keberadaan Andhre Marozz tersebut.
Sontak, tulisan Andhre Marozz tersebut membuat netizen marah karena bernuansa menghina.
Bagi netizen yang bersimpati atas perjuangan Prajurit Kopassus tersebut, mereka tentu marah atas apa yang dilakukan oleh Andhre.
Beberapa akun Facebook secara terang-terangan menyatakan akan mengejar pemilik akun Andhre Marozz untuk membuat perhitungan.
"Ke lobang SemutPun bakalan kami cari kau...!!
Baca Juga : Tantang 600 Personel TNI, Pimpinan KKB Lekagak Telenggen: Presiden Jokowi, Kami Tidak Takut Siap Jemput
Pekan lalu, ada tiga prajurit TNI gugur di medan perang melawan KKB papua.
Salah satunya adalah prajurit Kopassus asal Dusun Pateh, Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Serda Siswanto Bayu Aji (24).
Diketahui Serda Siswanto Bayu Aji gugur setelah terlibat baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, Kamis (7/3/2019).
Rumah duka korban, yang berada di pinggir jalan raya telah dipenuhi karangan bunga, di antaranya karangan bunga dari Panglima TNI, Danjen Kopassus, Pangdam IV Diponegoro, Danrem, dan Dandim 0717 Purwodadi.
Baca Juga : Dengar Teriakan dalam Makam, Polisi Terkejut Dapati Pria Hidup di Dalamnya
Kabar gugurnya Bayu, sapaannya itu, membuat keluarganya di kampung halaman berduka.
"Saya sebelumnya mendengar informasi itu, namun saya baru percaya setelah Pak Danramil Wirosari menyampaikan kabar duka tersebut ke rumah, menjelang isya. Saya ikhlas, karena putra saya gugur demi negara," tutur Ayahanda Bayu, Iskandar, saat ditemui di rumahnya, Jumat (8/3/2019).
Di mata keluarga, Bayu dikenal berkepribadian baik dan rajin beribadah.
"Selama tugas di Papua, Bayu sering menelepon memberi kabar. Saya tidak pernah menghubungi lebih dulu karena takut mengganggu tugasnya. Bayu berangkat tugas ke Papua sekitar dua bulan lalu. Bayu anak yang baik dan tidak neko-neko. Shalatnya rajin," ungkap dia.
Jenazah prajurit Kopassus itu diantar menumpang mobil ambulans TNI menuju kediaman orangtuanya dengan pengawalan ketat.
Sejumlah kerabat dan tetangga yang sudah lama menunggu pun tak kuasa meneteskan air mata saat menyambut jenazah Bayu yang tertutup peti berbalut bendera merah putih.
Nampak Ibunda Bayu, Safitri syok. Ia pingsan setelah menangis histeris melihat jenazah Bayu.
Kedatangan jenazah Bayu juga disambut oleh sejumlah personel TNI dari segala unsur baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Pun demikian perwakilan pihak Polri juga berdatangan ke rumah duka.
Baca Juga : Timbun Banyak Bakteri dan Virus, Sebaiknya Jangan Makan 6 Bagian Ayam Berikut ini
Berencana Menikah
Bayu mulai diterima sebagai prajurit TNI pada 2016.
Sampai akhirnya masuk satuan Kopassus di Bogor dan bertugas di Papua pada Januari 2019.
Ternyata Serda Siswanto sudah berencana menikah sepulangnya dari tugas di Papua.
Menurut Suraidi, Bayu, anak semata wayangnya, akan menikah dengan kekasih sejak SMA-nya bernama Gilang, warga Kecamatan Wirosari, Grobogan.
"Bayu lama berpacaran dengan Gilang tetangga desa. Sejak SMA hingga saat ini. Gilang seorang perawat. Dia rela menunggu Bayu meski ditinggal kerja jadi sopir di perusahaan batu bara di Kalimantan hingga menjadi anggota TNI," kata Suraidi Iskandar.
"Kami berencana menikahkan keduanya sepulang Bayu bertugas di Papua. Namun Sang Khalik terlanjur menjemputnya." sambungnya.
Iskandar mengatakan jika sebelum peristiwa nahas menimpa putranya, dia semacam mendapat firasat aneh saat sedang shalat tahajud, ibadah sunah shalat di waktu sepertiga malam terakhir.
Menurut Iskandar, firasat yang dialaminya menggetarkan jiwanya.
Baca Juga : Timbun Banyak Bakteri dan Virus, Sebaiknya Jangan Makan 6 Bagian Ayam Berikut ini
"Saat saya tahajud, berkali-kali saya mendengar bisikan kalimat. Seperti ini kalimatnya: TNI kalau gugur saat bertugas Insya Allah dimakamkan di makam Pahlawan. Kalimat itu dulu sering diucapkan Bayu kepada saya saat mengobrol. Saya langsung takut menerima firasat itu. Sedangkan dia bertugas dan saya tak mau menganggunya," terang Iskandar.
Iskandar mengaku terakhir berkomunikasi dengan Bayu pada akhir Februari 2019.
Sejak saat itu Ayahanda dan Ibunda Bayu terus saja menanti kabar melalui sambungan telepon dari Bayu.
Ternyata penantian panjang itu pun berakhir pilu.
"Menunggu kabar enggak kunjung datang, malah kabar kematian Bayu yang kami terima. Kami berusaha ikhlas karena anak saya anak yang baik dan gugur menjalankan tugas untuk negara," pungkas pensiunan Kepala SDN 3 Mojorebo, Wirosari, Grobogan ini.
Jenazah prajurit Kopassus Serda Siswanto Bayu Aji (24) dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (9/3/2019) sekitar pukul 09.00.
Upacara pemakaman secara militer berlangsung khidmat dan tertutup dengan diawali tembakan salvo dari beberapa prajurit Kopassus.
Jenazah warga Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Grobogan, itu dipanggul oleh enam prajurit Kopassus setelah dibawa menggunakan ambulans TNI.
Pihak keluarga pun turut mengiringi jenazah Bayu yang diangkut di dalam peti berbungkus bendera merah putih menuju liang lahat.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, dari sejumlah karangan bunga ucapan belasungkawa yang terpajang di rumah duka, terlihat almarhum Bayu menerima kenaikan pangkat luar biasa anumerta (KPLBA).
Tersematkan tulisan Sertu Anumerta Siswanto Bayu Aji di beberapa karangan bunga dari instansi TNI.
"Informasi yang saya terima menerima kenaikan pangkat," tutur ayah Bayu, Suraidi Iskandar.
Dalam rilis Kodam XVII/Cendrawasih yang diterima Kompas.com, pasukan TNI Satgas Gakkum berkekuatan 25 orang tersebut baru tiba di Distrik Mugi dalam rangka mengamankan jalur pergeseran pasukan pengamanan pembangunan infrastruktur Trans Papua Wamena-Mumugu di Kabupaten Nduga.
Tiba-tiba, pasukan diserang secara mendadak oleh sekitar 50-70 orang KKB bersenjata campuran, baik senjata standar militer maupun senjata tradisional seperti panah dan tombak. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 08.00 WIT.
“Pasukan berusaha melakukan perlawanan sehingga berhasil menguasai keadaan dan berhasil memukul mundur kelompok KKSB sampai menghilang ke dalam hutan belantara,” kata Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf M Aidi.
Aidi mengatakan, serangan tersebut mengakibatkan tiga prajurit TNI gugur.
Namun, pihaknya memperkirakan sekitar 7-10 orang KKB juga tewas dalam kontak senjata tersebut.
Pihak TNI menyita lima pucuk senjata milik KKB.
“Ada juga satu orang mayat ditemukan, diduga merupakan salah satu anggota kelompok KKB. Dari peristiwa kontak senjata itu juga setidaknya 7-10 orang anggota KKB yang tewas.
Namun, mayatnya berhasil dibawa kabur oleh teman-temannya,” ujar Aidi.
Baca Juga : Ditolak Rumah Sakit, Seorang Ibu Menahan Pedih Saat Sang Anak Meninggal dalam Gendongannya
Egianus Kogoya membantah
Sementara itu, pimpinan KKB Papua, Egianus Kogoyamembantah pernyataan TNI soal 10 anggota KKB tewas dalam baku tembak dengan TNI pada Kamis (7/3/2019) kemarin.
Pernyataan Egianus Kogoya itu disampaikan di akun Facebook TPNPB pada Jumat (9/3/2019).
Melansir Tibun Video, Egianus Kogoya dan Komadan operasi Pemne Kogoya menuliskan bahwa siap bertanggung jawab terkait tewasnya 3 anggota TNI dalam penyerangan tersebut.
"Kami pimpinan militer TPNPB Kodap III Ndugama siap bertanggung jawab atas peristiwa 3 anggota TNI yang tewas dan 4 Pujuk senjata yang kami miliki," tulis TPNPB.
Mereka membantah pernyataan TNI soal 10 anggota TPNPB tewas dan merebut 7 senjata dari anggota KKB.
"Kami membantah keras pemerintah RI menganyatakan 10 anggota TPNPB tewas dn TNImerebut 7 senjata dari tangan TPNPB/OPM itu pebohongan Publik yang lewat batas," lanjutnya.
Pimpinan KKB tersebut juga akan mengirim video dan foto fisik agar dunia melihat buktinya.
"Kami akan krim Video dan Foto fisik dalam bulan ini untuk Dunia akan melihat buktinya," tulis TPNPB.
Mereka menambahkan bawa perang di Ndugama, TNI telah membakar 27 rumah Distrik Yal dan Distrik Derakma.
"Serulu Dunia pedukung papua merdeka ketahui bahwa perang di Ndugama TNI membakar 27 rumah honai Warga distrik Yal dan Distrik Derakma dari tanggal 1 maret sampai 7 maret 2019," lanjutnya.
Egianus Kogoya juga mengaku telah berhasil merebut beberapa pucuk senjata miliki TNI.
Sekali lagi, mereka menegaskan senjata yang telah direbut tidak akan dikembalikan.
"Senjata yang kami rebut dari tangan TNI pada tanggal 7, tidak akan kembalikan. Senjata sudah jadi milik kami KODAP III Ndugama," tulisnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul, “Perburuan Penghina Prajurit Kopassus yang Gugur Lawan KKB Papua, Berhadiah Rp 1 Miliar”
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Surya |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |