Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti
Grid.ID - Kekayaan batik tidak hanya dikandung oleh motifnya saja, begitu banyak filosofi yang memiliki fungsi sebagai ekspresi.
Batik juga menjadi cara untuk mengungkapkan sesuatu yang bermakna dan tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Hal itulah yang menjadi latar belakang Poppy Karim yang mempresentasikan hasil karyanya di pagelaran busana IFC Trend Presentation 2018 pada perhelatan I Creative Week 2017, Sabtu (25/11) yang diselenggarakan di Lippo Mall Kemang, Jakarta.
Dengan mengambil tajuk “Katakan dengan Batik” di ajang peragaan busana tersebut, Poppy ingin menjadi desainer yang ikut serta dalam melestarikan warisan budaya Indonesia ini dengan cara merubahnya menjadi sebuah busana yang indah.
(Unik nih! Inspirasi Gaya Datang ke Kondangan dengan Kemeja Batik Bokap Kamu, Bisa Dicoba…)
"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk menggunakan batik tidak hanya sebagai corak tapi juga menggunakannya sebagai alat untuk komunikasi dan menyampaikan kepada orang lain sebagai citra dan spirit hidup," jelas Poppy.
Kain batik yang sarat akan makna tersebut berhasil diubah menjadi busana ready to wear yang bisa dipakai oleh para wanita di berbagai kesempatan.
Seperti dalam menggunakan busana kerja misalnya, Poppy memodifikasi baju kerja dengan motif Kawung yang dipadukan dengan Parang.
"Saya terinspirasi dengan makna yang dikandung dalam kedua motif itu yang melambangkan tentang pengendalian hawa nafsu dan terus sekaligus semangat untuk tidak pantang menyerah, " jelasnya.
(Begini Cara Chacha Frederica Rawat Koleksi Batiknya, Banyak Banget!)
Poppy juga mengembangkan motif Pisang Bali pada busana cocktail yang diadaptasi dengan mood sesuai suasana pesta yang menggambarkan kegembiraan yang ia beri nama "Dancing Pisang Bali".
Begitu juga motif Grudo, Sidomukti dan Sidoluhur yang seperti biasanya dipakai dalam prosesi pernikahan.
Motif-motif tersebut dipilihnya sebagai filosofi dalam busana pengantin Internasional.
(Kreatif! Tips Mudah Menyulap Kain Batik Menjadi Busana, Bisa Dicoba Langsung Sendiri di Rumah)
Semua motif batik tersebut tidak dituangkan dalam teknik membatik yang menggunakan canting dan malam/wax.
Melainkan dengan teknik sulaman benang, aplikasi kain velvet yang Poppy tuangkan di atas kain velvet, kain renda, kain organdi dan kain tweed.
(Dian Pelangi Pamerkan Busana Batik dengan Teknik Arsiran di Panggung Mode Jakarta Fashion Week 2018)
Dan, desainer yang juga aktif dalam organisasi Indonesian Fashion Chamber ini berharap bahwa nilai filosofis yang digunakannya dapat menggerakan masyarakat dunia untuk menyerap maknanya dan memakainya dengan bangga.
Salut sama Poppy Karim, ya! (*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |