Grid.ID - Ajal atau kematian memang tidak pernah diketahui secara pasti.
Namun, berdasarkan penelitian ternyata ada tanda atau gejala yang menunjukkan bila kematian seseorang sudah dekat.
Selama ini kita mungkin mengetahui beberapa tanda kematian dari penampilan fisik seperti badan yang terasa lebih dingin, kulit yang terlihat pucat, hingga mimpi dan firasat tentang orang yang akan meninggal.
Baca Juga : Ketika Australia Berencana Menyerang Jakarta Namun Malah Ketakutan Gegara Ancaman Kapal Selam TNI AL
Lebih dari itu, sains juga mampu menguraikan gejala-gejala ajal sudah dekat dari hasil pengamatan para ilmuwan, dokter, dan perawat.
Beberapa mungkin mirip dengan "common sense" manusia tetapi ada pula yang baru dan mampu mengubah pandangan kita.
Sara Manning Peskin, neurolog dari University of Pennsylvania, dalam artikelnya di New York Times pada 20 Juni 2017 mengungkap empat gejala kematian yang bisa dilihat dengan jelas.
Baca Juga : Kejam! Suami Tega Menuangkan Cairan Berbahaya ke Alat Kelamin Istrinya Karena Menolak Berhubungan Intim
Salah satunya disebut detak-detak jelang ajal atau death rattle.
Gejala itu sebenarnya merupakan ketidakmampuan untuk menelan.
Normalnya, lidah terangkat ke atas untuk menelan ludah dan makanan.
Katup tenggorok tertutup untuk mencegah bahan apapun masuk saluran pernapasan.
Baca Juga : Mengenal Gympie-gympie, Tanaman Mematikan Pembunuh Manusia yang Tumbuh di Indonesia
Pada orang yang ajalnya telah dekat, lidah gagal mendorong ludah ke belakang.
Kegagalan itu memicu munculnya suara mirip dengan orang sesak napas.
Suara itu—apalagi bila berlangsung lama—memunculkan anggapan bahwa orang mengalami kesulitan sebelum mati.
Baca Juga : Tampil Sederhana, Nagita Slavina Pakai Tas Puluhan Juta Rupiah Saat Liburan ke Thailand
Malah kadang dikaitkan dengan kutukan.
Nyatanya, suara itu sebenarnya wajar dan orang yang mendekati ajalnya acapkali tidak merasakan sakit.
Baca Juga : 23 Jam Sebelum Kematian, Tubuh Akan Keluarkan Suara ini Sebagai Tanda
Untuk mengurangi suara tersebut, dokter biasanya memberikan obat pengurang saliva.
Biasanya suara akan mereda setelahnya.
Gejala kematian kedua adalah kesulitan bernapas.
Ini memang menimbulkan rasa sakit pada orang yang mendekati ajal.
Baca Juga : Tak Sengaja Ketemu di Mal, Suami Ayu Dewi Tak Bisa Bedakan Istrinya dengan Patricia Gouw! Mirip Banget ya?
Untuk mengurangi, dokter bisa meresepkan opioid seperti morfin.
Mengapa orang kesulitan bernapas diberi morfin?
Pada orang yang akan mati, kesulitan bernapas terjadi karena ketidaksinkronan kehendak otak dan kemampuan paru-paru.
Morfin bekerja untuk mengatasi ketidaksinkoran itu sehingga akhirnya bisa meredakan sesak napas yang dialami.
Baca Juga : Dimas Beck Berharap Kegiatan Mengedukasi Tentang Kanker Tiroid Diperbanyak
Gejala ketiga yang dituliskan Peskin adalah pergolakan akhir menjelang kematian.
Bentuknya?
Orang yang hendak mati bisa tiba-tiba berteriak minta ke luar kamar ataupun menangis tersedu-sedu.
Kerabat yang melihat hal ini mungkin terheran-heran dan tidak nyaman.
Baca Juga : Adu Gaya Ayu Dewi Vs Patricia Gouw, Dua Artis yang Sering Dibilang Mirip Kayak Anak Kembar!
Penyebab fisik dari pergolakan akhir menjelang kematian bisa berupa retensi urine, napas pendek, rasa sakit, ataupun metabolisme yang tidak normal.
Baca Juga : Nagita Slavina Pengin Punya Anak Perempuan, Nama Apa yang Pantas untuk Adik Rafathar Kelak?
Dokter bisa mengurangi hal itu.
Meski demikian, ada penyebab nonfisik yang bisa memicunya.
Sejumlah orang percaya, pergolakan menjelang kematian merupakan respon eksistensial dari orang yang mendekati kematian.
Manusia menangis keras saat lahir, maka menangis keras sebelum meninggalkan kehidupan mungkin sesuatu yang wajar. (Yunanto Wiji Utomo)
Baca Juga : Modis dan Elegannya Nikita Willy Saat Kenakan Perhiasan Mewah, Cantik Banget!
(*)
Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judul Menurut Riset Sains, 4 Tanda Ini Merupakan Indikasi bahwa Ajal Kita Sudah Dekat
Awalnya Dituntut 12 Tahun, Harvey Moeis Cuma Dihukum Penjara Segini dan Bayar Uang Rp 210 M
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |