Ia mencoba mencari anak adopsi di Australia, tapi tahu ternyata prosesnya terlalu lama, terlebih sebenarnya ia ingin merasakan hamil dan melahirkan anaknya sendiri.
Akhirnya seorang teman menyarankan dirinya untuk adopsi embrio, dan hanya Siprus dan India saja yang dapat menawarkan prosedur tersebut untuk perempuan seusianya.
Baca Juga : Anak 11 Tahun ini Menjadi Pembunuh Berantai Tersadis, Membunuh Bagaikan Bermain
"Jika aku masih punya telur, telur itu tidak akan berkualitas bagus di usiaku ini, tapi selama aku mempunyai rahim yang sehat, tidak ada alasan mengapa aku tidak dapat melakukan donor kehamilan," ujarnya, seperti dilansir dari Metro.co.uk.
Dokternya berkata bahwa rahim Carolyne cukup sehat untuk membawa bayi, namun teman-temannya justru mengkhawatirkan hal itu.
"Aku sadar akan implikasi etis dari memaksa kehamilan pada usiaku dan telah memikirkan sampai kapan aku akan menemani anakku. Aku tidak menganggap ini enteng. Aku mempertimbangkan siapa yang akan merawat anakku jika sesuatu terjadi."
Setelah banyak pertimbangan, akhrinya Carolyne mencoba bayi tabung dengan biaya 4.500 pounds (Rp85 juta) di Internatonal Fertility Centre di New Delhi.
Baca Juga : Sering Diabaikan! Kenali Gejala Awal Kanker yang Mirip dengan Gejala Flu
Carolyne memilih sel telur dari seorang perempuan 21 tahun yang suka menari.
"Pendonor sperma adalah orang Amerika Kaukasia. Tingginya 182 cm dan bekerja di bagian IT, memiliki rambut hitam dan mata coklat," ungkapnya.
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | nakita |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |