Laporan wartawan Grid.ID Ismayuni Kusumawardani
Grid.ID - Kisah epilog tragis cerita ini terjadi di halaman gereja.
Penduduk lokal beranggapan makam Juliet awalnya terletak di taman Biara San Francesco al Corso.
Diubah menjadi palung minum di abad ke-16, karena penghormatan yang menjadi tujuannya, kuburan itu hancur parah, sampai-sampai penyair Inggris George Byron menggambarkannya seperti itu:
"Sebuah sarkofagus yang polos, terbuka dan sebagian membusuk, dengan daun layu di dalamnya, di kebun biara yang liar dan sepi, pernah menjadi pemakaman, sekarang hancur menjadi kuburan."
( BACA : Berkas Sudah P21, Nafa Urbach Absen di Pelimpahan Berkas Perkara Pedofilia )
"Situasiku menurutku sangat sesuai dengan legenda itu, dirusak sebagai cinta mereka."
"Aku telah membawa beberapa potong batu merah, untuk diberikan kepada anak perempuan dan keponakanku."
(George Byron, surat kepada Thomas Moore, 7 November 1816).
Memang, pada saat itu adalah hal umum membawa pecahan marmer merah khas sebagai jimat.
Pada 1930-an makam itu dipindahkan ke sebuah sel di bawah biara, dan dapat dikunjungi hari ini sebagai bagian dari Museum Frescos Giovanni Battista Cavalcaselle.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |