Laporan Wartawan Grid.ID, Asri Sulistyowati
Grid.ID - Fenomena alam yakni bertemunya dua arus air laut terjadi di bawah jembatan Surabaya-Madura (Suramadu).
Dilansir Grid.ID dari tayangan YouTube Official iNews, nampak dua arus air laut bertemu di Selat Madura, sehingga membentuk garis di antara dua warna yang berbeda kontras.
Pada satu sisi berwarna hijau muda, sedangkan sisi lain berwarna hijau pekat dan disebut sebagai fenomena halocline.
Baca Juga : Diduga Kena Hack, Akun Instagram Clara Gopa Mendadak Tawari Video Sex
Kadiv Humas Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura, Faisal Yasir Arifin menjelaskan fenomena halocline yang terjadi di bawah jembatan Suramadu tersebut.
Menurut penjelasan Faisal, ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena halocline ini terjadi.
"Suhu air antara air laut dari Laut Jawa dengan air laut dari Selat Madura yang mengarah ke timur yang didalamnya masuk banyak air tawar yang membawa sendimentasi lumpur," jelasnya
"Kemudian ada perbedaan kadar garam, perbedaan suhu dan perbedaan kerapatan air, sehingga dari dua aruh ini tidak bertemu," lanjutnya.
Lebih lanjut ditelusuri Grid.ID pada TribunWow.com dan Kompas.com, fenomena ini tak perlu dikhawatirkan.
Fenomena ini sudah terjadi selama 3 hari yakni dari Senin (18/3/2019) hingga Rabu (20/3/2019).
"Ini fenomena halocline. Di sini (Jembatan Suramadu sisi Surabaya) sejak dua hari lalu, kalau laporan dari Sampang sejak Kamis kemarin," kata Faisal yang dikutip Grid.ID dari TribunWow.com.
Fenomena halocline yang terjadi di Suramadu kerap terjadi, namun kali ini terjadi lebih panjang.
"Ini hal yang sudah biasa sebenarnya, sudah sering terjadi cuma kemarin skalanya lebih memanjang terpantau sampai Sampang sekitar 56-60 kilometer dari Madura," imbuh Faisal.
Baca Juga : Steve Emmanuel Diduga Sempat Berusaha Hilangkan Barang Bukti
Faisal juga menyebutkan sebelumnya, di selat Jawa-Madura pernah terjadi pada dua bulan lalu namun dalam skala kecil.
"Ini akibat perpindahan arus dari timur dan barat yang arusnya beda. Sering terjadi kok ini cuma ini lebih panjang dan luas," katanya.
Sementara itu, Adi Hermanto, Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya mengatakan fenomena ini terjadi alamiah dan tidak perlu dikhawatirkan.
"Fenomena ini terjadi alamiah dan tidak perlu dikhawatirkan. Fenomena ini tidak terkait cuaca ekstrem akhir-akhir ini," kata Adi yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Fenomena ini juga terjadi di Selat Gibraltar, yang menjadi pertemuan antara Laut Tengah atau Mediterania dan air laut dari Samudra Atlantik.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | YouTube,kompas,TribunWow |
Penulis | : | Asri sulistyowati |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |