Laporan Wartawan Grid.ID, Adrie P. Saputra
Grid.ID - Orang Malaysia, mungkin beberapa sering melihat pekerja asing dengan memandang sebelah mata, terlebih para pekerja ilegal.
Akui saja, orang Malaysia cenderung memandang rendah para pekerja asing karena mereka sering dipekerjakan dengan pekerjaan yang keras (kerja dengan otot).
Dikutip Grid.ID dari World of Buzz, sebenarnya banyak dari kita yang mungkin tidak tahu adalah bahwa kebanyakan dari merekaditipu untuk datang ke negara Malaysia, beberapa orang Malaysia akan mempekerjakan mereka sangat keras.
Membuangnya dalam kondisi kerja dan kehidupan yang tak terbayangkan.
Seolah terus melakukan kerja keras tidaklah cukup berat, jiwa-jiwa yang malang ini terpaksa tinggal dalam kondisi kehidupan yang memprihatinkan yang disebut kongsi, yaitu rumah sementara bagi orang-orang ini.
(BACA: Lakukan Operasi di Malaysia, Zaskia Sungkar Jalani Program Bayi Tabung?)
Inilah 7 hal mengejutkan yang harus kamu ketahui tentang rumah kongsi ini dan juga orang-orang yang tinggal di dalamnya.
1. Satu rumah kongsi untuk ratusan pekerja asing.
Dalam artikel mengejutkan R.AGE, terungkap bahwa sekitar 400 orang tinggal di satu kongsi, termasuk wanita dan anak-anak.
Tim R.AGE telah menyamar berbaur dengan mereka, rupanya bagi pekerja asing yang membangun sebuah kondominium mewah di Kuala Lumpur tidak mudah.
Yang sangat ironis saat mereka tinggal di papan kayu saat mereka membangun gedung high-end.
(BACA: Hanya Berencana Liburan, Zaskia Sungkar Malah Operasi di Malaysia)
2. Semua orang berbagi satu bak mandi terbuka.
Pria dan wanita dipaksa mandi di tempat terbuka dimana bak mandi beton besar berada.
Yang terburuk, hanya ada 3 toilet untuk menampung ratusan orang itu.
Nyatanya, aktris lokal Nazia Mustafa dulu hidup dalam kehidupan kasar seperti ini.
Dalam sebuah wawancara dengan Utusan, dia teringat betapa sulitnya situasi di kamar mandi.
(BACA: Video Pernikahan Berdurasi 5 Menit Pasangan Asal Malaysia Ini Viral di Korea Selatan, Kok Bisa Ya?)
"Setiap kali kami ingin buang air besar, kami harus menggunakan koran dan kemudian membuangnya ke parit. Sebenarnya, kami harus menggunakan sumur yang sama seperti orang lain, jadi saya harus bangun pagi-pagi sekali setiap pagi untuk bersiap-siap ke sekolah."
"Jika saya terbangun telat, saya harus mengantri untuk waktu yang lama hanya untuk mandi seperti banyak orang lain yang ingin mandi juga."
3. Mereka menggunakan air yang sama untuk semuanya secara harfiah.
Dari mandi sampai minum, sumber air mereka semua dari satu sumur besar itu.
Di satu sisi bak beton, wanita akan mencuci sayuran dengan menggunakan air, dan di sisi lain, pria akan mandi pada waktu bersamaan.
Jamal (bukan nama sebenarnya) dari Bangladesh memberi tahu R.AGE bahwa sanitasi adalah masalah utama.
"Masalah utamanya adalah sanitasi. Kamar kecil kotor dan kami menggunakan air yang sama untuk mandi dan minum."
(BACA: Wow! Agnez Mo Diakui Sebagai Penyanyi Terbaik dari Malaysia, Netizen Indonesia Dibilang Bohong)
4. Rumah kongsi ini 'dijaga' oleh gangster lokal.
Alasan utama wartawan R.AGE harus menyelinap mengenakan pakaian compang-camping dan kotor adalah untuk menghindari dari deteksi.
Sebenarnya, perhatian utama mereka adalah para gangster yang 'menjaga' rumah kongsi ini daripada satpam reguler di sana.
Mereka bahkan harus menyembunyikan kamera dan peralatan syuting lainnya untuk menurunkan kecurigaan.
(BACA: Pengemis Bertebaran di Malaysia, 57 Persen Berasal dari Luar Negeri, dari Indonesia Ada Nggak Ya?)
5. Struktur kongsi adalah bahaya kebakaran yang sempurna.
Ada banyak kasus rumah kongsi yang terbakar.
Alasannya karena sebagian besar strukturnya terbuat dari kayu lapis, api menyebar sangat cepat.
Kasus terbaru terjadi di Alor Setar dimana rumah dari banyak pekerja asing terbakar, Harian Metro melaporkan.
Mereka tidak hanya kehilangan rumah sementara, mereka juga kehilangan semua barang berharga mereka.
Sayangnya, ini tidak menghentikan mereka memasak tepat di dalam struktur kayu ini.
Mereka menggunakan kompor gas portabel untuk memasaknya yang akhirnya menimbulkan ancaman kebakaran setiap hari.
(BACA: Berhasil Melakukan Operasi di Malaysia, Zaskia Sungkar Ungkapkan Terimakasih)
6. Mereka kebanyakan imigran ilegal tapi bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Mereka tidak tinggal di sini secara legal, tapi mereka benar-benar datang ke sini secara legal.
Mereka semua ditipu oleh agen yang mengerikan karena berpikir bahwa mereka akan datang ke sini untuk mendapatkan kesempatan baru, sebuah kehidupan baru.
Beberapa orang mengira mereka datang ke sini untuk melanjutkan pendidikan tinggi mereka, sementara yang lain berpikir mereka akan bekerja dengan pekerjaan yang layak daripada hanya melakukan kerja keras (kerja dengan otot).
Dalam kasus Jamal, dia akhirnya bekerja di lokasi konstruksi untuk menutupi jumlah uang yang dipinjamnya.
"Saya meminjam banyak uang untuk datang ke negara ini. Saya tidak bisa kembali tanpa terlebih dahulu menyelesaikan hutang saya. "
Secara total, Jamal membayar RM16,500 (sekitar Rp 54 juta) untuk visa satu tahun, yang setara dengan gaji dua tahun di negaranya!
7. Wanita bahkan melahirkan di dalam kongsi daripada pergi ke rumah sakit.
Melihat imigran ilegal juga perempuan, mereka tidak punya pilihan kecuali melahirkan dalam kerahasiaan.
Mereka tidak bisa mencari bantuan tenaga medis profesional karena mereka tidak memiliki dokumen dan juga karena mereka tidak mampu membelinya.
Dalam salah satu dari banyak penggerebekan yang dilakukan oleh polisi pada bulan Agustus 2017, polisi menemukan banyak anak berusia antara 2 minggu dan 6 tahun.
Sayangnya, anak-anak tersebut juga ditangkap karena mereka tidak memiliki dokumen yang layak, Harian Metro melaporkan.
Betapapun menyedihkannya hal itu di mata kita, sayangnya ini adalah kenyataan yang menyedihkan.
(BACA: Tidak Masuk Nominasi FFI 2017, Reza Rahadian Justru Dapat Nominasi di Malaysia)
Padahal, jumlah imigran gelap di Malaysia sangat tinggi.
Selain itu, jika melihat foto kondisi kehidupan mereka membuat kamu merasa tidak nyaman, ketahuilah bahwa mereka sendiri hampir tidak tahan.
Sebenarnya, Jamal mengatakan kepada wartawan RAGE bahwa hal itu jauh lebih buruk di Malaysia daripada di Bangladesh.
"Jauh lebih baik di rumah. Kondisi hidup di sini sangat buruk, tapi saya tidak punya pilihan."
Mereka tidak memintanya, mereka dipaksa masuk ke dalamnya.
Dan jika kamu berpikir hanya dengan 'kembali ke negara mereka bisa menyelesaikan semua masalah mereka, kamu salah.
Masalah yang lebih besar adalah bagaimana mereka bahkan tidak dapat kembali karena kekurangan dana dan fakta bahwa mereka tidak berdokumen. (*)
Jadi Pejabat Negara Sekaligus Artis Tajir, Raffi Ahmad Langsung Beri Kado Mewah ini untuk Rayyanza yang Berulang Tahun
Source | : | www.worldofbuzz.com |
Penulis | : | Adrie P. Saputra |
Editor | : | Adrie P. Saputra |