Grid.ID - Berita soal kemunculan ratusan mayat di Gunung Everest cukup menyita perhatian publik.
Pasalnya, sejak pemanasan global terjadi, mayat-mayat para pendaki yang awalnya terkubur di dalam es kini mulai muncul ke permukaan.
Hal ini membuktikan betapa cepatnya es atau gletser di gunung tertinggi di dunia ini mencair.
Baca Juga : Andalkan Uang Amplop Kondangan, Pasangan Suami Istri ini Sukses Menjadi Pebisnis dengan Omset Ratusan Juta!
Dilansir dari berita BBC edisi Kamis (21/3/2019), setidaknya hampir 300 pendaki gunung tewas di sana.
Dan dua pertiga mayat pendaki diketahui masih terkubur di dalam es dan salju.
Namun, akibat dari pemanasan global, es yang mencair membuat mayat-mayat yang tertimbun menjadi muncul kembali.
Baca Juga : Tarif MRT Akan Berbeda di Setiap Stasiunnya, Begini Penjelasan Anies Baswedan
"Karena pemanasan global, lapisan es dan gletser meleleh dengan cepat dan mayat-mayat yang terkubur selama bertahun-tahun kini muncul," ungkap Ang Tshering Sherpa, mantan presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal.
Mengetahui kejadian ini, pihaknya pun telah memindahkan sebagian mayat ke sisi gunung di Tiongkok saat musim semi telah tiba.
Menurutnya, kejadian ini sebenarnya bukanlah hal baru.
Dalam beberapa tahun terakhir, pihak Asosiasi Pendaki Gunung sudah memindahkan sebagian mayat yang ada di sana.
Namun, akibat melelehnya gletser, mayat yang sudah terkubur lama kini mulai naik ke atas permukaan.
Salah satu pejabat pemerintahan yang juga menangani kejadian ini pun mengaku sudah mengambil beberapa mayat dalam beberapa tahun terkahir.
"Saya sendiri telah mengambil sekitar 10 mayat dalam beberapa tahun terakhir dari berbagai lokasi di Everest dan jelas semakin banyak dari mereka (mayat) yang muncul sekarang," ucapnya.
Kendati upaya pemindahan telah dilakukan, pihak asosiasi sendiri mengaku hal ini tidaklah mudah.
Memindahkan mayat yang telah terkubur lama membutuhkan upaya yang keras dan biaya yang tidak murah.
Baca Juga : Sutopo Purwo Nugroho Soroti Kelakuan Miris Penumpang MRT, Bergelantungan & Menginjak Kursi Demi Foto Selfie
"Tubuh (mayat) itu benar-benar beku dan beratnya 150 kg dan harus diturunkan dari tempat yang tinggi dan sulit dijangkau," ungkap para ahli.
Lebih lanjut, untuk memindahkan mayat ini, diketahui biaya yang dibutuhkan mencapai 40 ribu Dollar sampai 80 ribu Dollar atau jika dirupiahkan menjadi Rp 500 juta - Rp 1M.
Para ahli juga berpendapat memindahkan mayat para pendaki bukanlah usaha yang mudah.
Baca Juga : Seorang Dosen Tega Membunuh Staff di Universitasnya Lantaran Tak Terima dengan Sikap Korban
Hal ini lantaran banyak pendaki sebenarnya ingin dibiarkan tetap di gunung jika mereka tiada.
Pendapat itu dibenarkan oleh salah satu pendaki terkemuka, Alan Arnette.
"Kebanyakan pendaki suka dibiarkan di gunung jika mereka mati," kata Alan Arnette.
Jadi memindahkan mayat para pendaki memang harus hati-hati, terkecuali jika memang keluarga menginginkan upaya pemindahan tersebut.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | BBC |
Penulis | : | Linda Fitria |
Editor | : | Linda Fitria |