Laporan Wartawan Grid.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Grid.ID - Digitalisasi harus siap dirasakan oleh semua pihak.
Baik dari media, usaha, sampai seniman harus siap menceburkan diri kedalam dunia digital agar tidak 'ketinggalan'.
Salah satunya adalah seniman di bidang permusikan.
Baca Juga : Doyan Akan Peran yang Menantang, Reza Rahadian Pengen Banget Perankan Film Musikal Seperti Lalaland
Hingga era tahun 2000an, para penggemar akan rela membayar berapapun demi mendapatkan album musisi kesayangan mereka.
Para pembeli harus siap menunggu 'cetakan' album baru jika habis di pasaran.
Dari penjualan album tersebut musisi juga mendapat keuntungan yang melimpah tentutnya untuk menghidupi 'diri' mereka.
Baca Juga : Bernyanyi Tanpa Diiringi Musik, Suara Dua Lipa Justru Terdengar Seksi
Namun kini sudah ada layanan streaming musik online yang membuat kita tak perlu repot-repot menumpuk dan membeli CD album untuk mendengarkan karya musisi idaman.
Bahkan para penggemar rela membayar versi premium layanan tersebut demi mendapatkan akses khusus dalam menikmati karya musisi idola.
Tapi dengan menjadi member premium apakah kita sudah membantu musisi idola kita?
Baca Juga : Pernah Jadi Korban Bully, Putri Delina Beri Pembuktian dengan Terjun ke Industri Musik Tanah Air
Dikutip dari Digital Music News, ternyata para musisi justru mendapatkan keuntungan lebih sedikit di layanan streaming musik.
Salah satu layanan streaming musik diketahui membayar musisi sekitar Rp 45 untuk sekali putar.
Artinya 10.000 kali kalian memutar lagu tersebut masih belum bisa menyamai harga sebuah album fisik.
Angka tersebut tentu saja bukan masalah bagi musisi dengan label ternama, tapi bagaimana dengan musisi independen?
Menurut data Digital Music News, para musisi Independen justru mendapatkan royalti yang lebih sedikit.
Belum lagi para musisi indie tersebut harus menghadapi fitur 'Playlist' yang membuat penggunanya tidak bisa langsung mendengarkan lagu pilihannya.
Baca Juga : Menamai Musiknya Sebagai Z-Pop, Boyband dan Girlband Ini Terbentuk dari 7 Negara Berbeda
Bahkan dikutip dari Red Bull fitur tersebut menjadi ajang judi keberuntungan bagi para musisi.
Tentu saja ada sisi positif dari fitur playlist tersebut yaitu bisa menjangkau lebih banyak musisi yang 'tersembunyi'.
Layanan streaming juga membuat dunia bajakan menjadi pupus sedikit demi sedikit.
Baca Juga : Setelah Lama Bungkam, Seungri Angkat Bicara Soal Tuduhan Kasus Burning Sun Hingga Layanan Prostitusi
Para penikmat musik sekarang rela membayar biaya bulanan dibanding harus mendownload dari situs ilegal.
Sayangnya, layanan streaming membuat para penikmat jadi kurang 'menghidupi' idolanya.
Kini penjualan album fisik sudah makin menurun dan membuat para musisi bergantung pada royalti layanan streaming, merch dan konser.
Bagaimana kita bisa memberikan 'dukungan penuh' kepada musisi favorit kita?
Tentu saja kita bisa ikut membeli merchandise resmi yang dikeluarkan oleh para musisi.
Dan pastinya datang ke konser musisi idola kita dengan membayar tiket yang disediakan.
Baca Juga : Musisi Lain Biasa Nyanyikan Lagu Bertema Sosial dan Percintaan, Project Pop: Kita Buah-buahan Aja
Nuansa mendengarkan lantunan favorit idola kalian tentu saja jadi lebih nikmat jika menyaksikan secara langsung.
Para musisi juga lebih senang karena bisa langsung berhadapan dengan penggemarnya.
(*)
Source | : | Red Bull,Digital Music News |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |