Grid.ID - Sambil duduk di samping menantunya yang terbaring di tenda tempat pemulihan pasien paska operasi, wajah Hafida terlihat bahagia.
Sesekali ia mengusap kepala menantunya Helmiyati (23) yang baru saja keluar dari ruang operasi di Kapal Rumah Sakit Ksatria Airlangga (RSTKA) ia tak henti-hentinya mengucapkan syukur.
“Alhamdulilllah, operasi anak menantu saya berhasil dengan baik,” kata Hafida dengan wajah bahagia.
Didampingi Arisona anaknya yang sekaligus suami Helmiyati ibu yang tinggal di Pulau Sapeken tersebut menceritakan bahwa sejak beberapa hari lalu menantunya tersebut mengalami sakit dibagian perutnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter Puskesmas menantunya tersebut didiagnosa mengidap sakit usus buntu dan harus dilakukan operasi.
Baca Juga : RSTKA Gelar Bakti Sosial di Tiga Pulau Terpencil di Madura
Sebagai orang yang hidup sederhana tentu operasi itu memberatkan karena ia tidak memiliki uang yang cukup untuk biaya tindakan.
“Maklum, pekerjaan suami saya Hafiudin maupun anak saya Arisona sehari-hari hanya nelayan yang penghasilannya hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari saja,” kata ibu tiga orang anak lima orang cucu tersebut.
Namun ia bersyukur di tengah kesulitan tersebut secara kekebtulan datang RSTKA yang tengah mengadakan pelayanan kesehatan di pulau tempatnya tinggal.
“Beruntung sekali, kapal rumah sakit ini datang ketika kami tengah membutuhkan,” sambung Hafida yang berharap RSTKA sering mengadakan pelayanan kesehatan di kepulauan tempat tinggalnya berada karena sangat banyak masyarakat yang membutuhkan.
TIBA DINIHARI
Sementara setelah melakukan perjalanan 24 jam dari “markasnya” di Pelabuhan Kalimas Surabaya, RSTKA Jumat (5/4) pukul 01.00 dinihari merapat di pelabuhan Pulau Sapeken.
Di Pulau berjarak 96 mil laut sebelah utara Sumenep RSTKA pagi harinya langsung mengadakan pelayanan kesehatan dengan melibatkan para dokter Puskesmas sekaligus dibantu oleh aparat pemerintah setempat.
Pada Jumat tercatat ratusan pasien ditangani dengan spesialis bedah menangani 51 pasien, obgyn 24 pasien, mata 139 pasien dengan rician 61 pasien diantaranya dilakukan tidakan operasi, THT 21 pasien, pediatri 25, serta pasien poli gigi 14 orang pasien.
Baca Juga : Gempa Donggala, RSTKA Kapal Pertama yang Sandar di Lokasi Bencana
Direktur RSTKA dr. Agus Harianto, SpB menjelaskan bahwa misi kemanusiaan ini merupakan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Propinsi Jatim dalam rangka pelaksanaan program 99 hari gubernur Jawa Timur dalam pelayanan kesehatan penduduk wilayah pulau terpencil.
Serta didukung penuh oleh rektor dan dekan FK Unair, RSUD Dr. Soetomo, IKA Unair, Yayasan Baitul Maal PLN, Yayasan Northstar Foundation, PT. Lumintas Puspindo, serta Klinik Mata EDC Group dinkes Propinsi.
Pelayanan kesehatan di pulau Sapeken akan berlangsung sampai tanggal 7 April selanjutnya akan dilanjutkan kegiatan serupa di pulau Pagerungan serta pulau Masalembu.
Misi playanan kesehatan yang melibatkan dokter umum, berbagai dokter spesialis, perawat, bidan, serta relawan.
Gandhi Wasono M.
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya