Laporan Wartawan Grid.ID, Ismayuni Kusumawardani
Grid.ID - Pada 2014, gempa bumi Ludian melanda Propinsi Yunnan di Tiongkok selatan.
Gempa meruntuhkan sekitar 12.000 rumah dan merusak 30.000 lainnya.
Dikutip dari laman Curbed, musibah ini menginspirasi seorang arsitek di Chinese University of Hong Kong.
Ia mempertimbangkan kembali teknik bangunan lokal untuk konstruksi yang lebih berkelanjutan, terjangkau, dan aman.
( BACA JUGA: Pernyataannya Bikin Salah Paham, Dongwoon HIGHLIGHT Bikin Klarifikasi Soal Rookie di Agensinya )
Universitas tersebut kemudian membangun rumah prototip untuk pasangan yang sudah lanjut usia di Desa Guangming setempat.
Mereka memperbarui bahan tradisional dan metode konstruksi dengan pengetahuan modern.
Alih-alih memakai batu bata dan beton, yang tentunya sangat mahal harganya, tim tersebut mengadaptasi teknik konstruksi asli yang menabrak bumi.
Kontruksi yang digunakan untuk membangun sebagian besar desa asli agar lebih tahan lama dan tahan gempa dengan menambahkan batang baja dan beton ke dinding.
( BACA JUGA: Bercinta Saat Menstruasi, Kenapa Nggak? Intip Posisi yang Tepat yuk, Biar Makin Happy! )
Di bulan November, protip rumah ini telah terpilih sebagai the World Building of the Year (Gedung Terbaik Tahun Ini).
Rumah ini juga mendapatkan kehormatan pada Festival Arsitektur Dunia tahunan ke 10 yang diadakan di Berlin.
"Arsitek berhasil menerjemahkan 'empat dinding dan atap' menjadi suatu komitmen arsitektur," kata Direktur Program WAF Paul Finch dalam sebuah pernyataan.
"Bangunan ini adalah demonstrasi bahwa arsitektur sama relevannya dengan masyarakat termiskin seperti yang terkaya." (*)
( Tak Disangka, Ini Bahaya yang Mengintai Gadis Tercantik di Dunia, Anastasia Knyazeva - Klik baca sumber )
Source | : | curbed |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |