Laporan wartawan Grid.ID, Aditya Prasanda
Grid.ID - Wanita itu bernama Shandra Woworuntu.
Kepada Fox 61, Shandra menceritakan pengalaman hidupnya yang begitu pahit.
Ia pernah menjadi korban perdagangan manusia.
Mulanya, Shandra adalah seorang analis keuangan.
Gisella Anastasia 'Gugat Cerai' Gading Marten? Ini Kata Ernest Prakasa
Namun ia terpaksa kehilangan pekerjaannya akibat krisis perbankan di Asia pada tahun 1998.
Padahal saat itu Shandra baru saja menjadi seorang ibu dan melahirkan seorang bayi perempuan.
Ketika usianya menginjak 24 tahun bertepat tahun 2001, Shandra memberanikan diri bekerja di Amerika Serikat.
Berbekal sebuah iklan lowongan pekerjaan, ia mulanya mengira akan bekerja di sebuah hotel sebagai seorang pelayan.
Viral, Perhatikan Foto Seorang Siswi SMA Ini, Tebak Apa yang Bikin Netizen Salah Fokus
Setibanya di Amerika Serikat, Shandra dijemput seorang pria bernama Johnny Wong yang menjemputnya di bandara Kennedy.
Wong bertugas sebagai penanggung jawab Shandra selama di Amerika Serikat.
Ia kemudian mengantarkan Shandra ke Sheraton Hotel di sekitar Main Street di Flushing.
Di hotel itu, seorang pria menanti mereka.
Ternyata, Ashanty Pernah Minta Cerai Dari Anang Hermansyah!
Shandra ingat betul pria yang ia lihat saat itu menyerahkan sebuah amplop besar pada Wong.
"Saya melihat pria itu membawa amplop besar ke Johnny Wong" ingat Shandra.
Tanpa disadarinya, Shandra ternyata telah terjebak pusara perdagangan manusia.
Selepas dari pria di hotel itu, Shandra diserahkan pada pria lainnya lagi.
Bayi Kembar ini Dibuang Orangtuanya, Nggak Nyangka ini yang Terjadi Puluhan Tahun Berselang
Hingga akhirnya tiba di sebuah rumah di Bayside, Queens.
Di rumah itu, ia ditempatkan di sebuah loteng bersama dua wanita muda lainnya.
Shandra diminta menanggalkan pakaiannya.
Alasannya ingin memeriksa Shandra memiliki penyakit kulit atau tidak.
Namun Shandra menolak, pria di hadapannya malah menodongkan pistol ke dahi wanita itu.
Setelah melewati 'tes kesehatan' itu Shandra kemudian diantarkan ke seorang pelanggan.
Kemudian, ia menceritakan bahwa dirinya dijual dengan harga $120 hingga $350.
Apabila dirupiahkan, kurang lebih sama dengan Rp 1,2 juta hingga Rp 3,5 juta.
"Setiap 45 menit, saya dijual seharga $ 120 sampai $ 350," kata Shandra.
"Saya diperdagangkan di Brooklyn, Queens, Manhattan. Setelah sebelumnya di Foxwoods Casinos," tukasnya.
Ketika Shandra mendengar ia akan dikirim ke Boston untuk dijual, Shandra membuat rencana guna melarikan diri.
Di rumah penampungannya di Sunset Park, Brooklyn, Shandra mengenang momen pelarian dirinya.
Shandra memanjat di ambang jendela kamar mandi lantai dua.
Dia memutuskan untuk melompat.
Tak sendiri, ia juga pergi dengan seorang gadis berusia 15 tahun.
Keduanya berhasil naik taksi ke Manhattan dan menenangkan diri di sebuah hotel berbekal sejumlah uang yang mereka miliki.
Beruntung akhirnya Shandra diselamatkan FBI dalam sebuah operasi penyelamatan.
Shandra kemudian dimasukkan ke sebuah pusat penampungan.
Badan Amal Katolik setempat pun membantunya mencarikan pekerjaan di sebuah kedai.
Ia pun kembali berkumpul dengan anak perempuannya pada tahun 2004.
Shandra bahkan sempat menikah dengan seorang pria meski akhirnya bercerai.
Saat ini, ia mendirikan sebuah organisasi yang bergerak di bidang perdagangan manusia, Mentari.
Shandra Woworuntu, yang sekarang berusia 41 tahun, mengatakan kepada PIX11 bahwa orang-orang New York perlu peduli untuk lebih memperhatikan wanita-wanita, dan beberapa pria yang diperdagangkan di sana, di apartemen, rumah-rumah, dan panti pijat.
"Orang-orang berjalan mengelilingi lingkungan sekitar di trotoar namun mereka tidak sadar di salah satu rumah disana ada perdagangan manusia," tegas Woworuntu. (*)
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |