Grid.ID - Geisha menjadi salah satu profesi yang populer di Jepang.
Geisha dikenal sebagai wanita penghibur Jepang yang tak hanya memiliki paras yang cantik tapi juga berbakat dalam melakukan berbagai kesenian.
Ya, berbeda dengan wanita penghibur yang biasanya dikonotasikan negatif, Geisha tercipta murni untuk menghibur para tamunya.
Baca Juga : Tanpa Obat, Begini Cara Alami dan Praktis Mengatasi Penyakit Biduran
Maka dari itu mereka tak hanya punya kulit mulus dan wajah berseri tapi juga kemampuan seni tingkat tinggi.
Para geisha ini harus bisa menari, memainkan alat musik, menyanyi dan berpengetahuan luas agar bisa menemani tamu-tamu mereka berbincang dengan berbagi topik pembahasan.
Mengingat geisha, mungkin Anda langsung membayangkan riasan wajah putih dan lipstik merah cabai mewarnai bibir mereka.
Baca Juga : Ingat Kasus Kopi Sianida Jessica? Ternyata Kasus Serupa Pernah Terjadi dan Hingga Kini Masih Menjadi Misteri
Ternyata, riasan wajah itu tak berlaku untuk semua geisha.
Gadis kecil Jepang yang cantik dan berasal dari keluarga tak mampu biasanya akan dititipkan ke asrama geisha untuk dididik menjadi wanita penghibur.
Anak-anak ini baru berusia 13 tahun dan sedang dalam masa puber mereka.
Mereka belum disebut geisha, tapi maiko.
Maiko inilah yang wajib mengenakan riasan wajah putih yang tebal dan berbagai ornamen lukis wajah yang lain.
Baca Juga : Mengenal Iron Dome, Kubah Tak Kasat Mata Canggih Milik Israel untuk Halangi Negaranya dari Serangan Udara
Ini untuk melindungi dan membedakan mereka dari seniornya, geisha sungguhan.
Gadis-gadis di bawah umur ini belum berhadapan langsung dengan tamu dan mereka masih dalam masa pelatihan hingga siap untuk 'disuguhkan'.
Cat wajah putih ini sekaligus juga simbol dari pengalaman.
Makin minim pengalamannya, maka cat wajah putih ini masih tetap tebal dan harus digunakan dalam semua acara.
Baca Juga : Ingat Kasus Kopi Sianida Jessica? Ternyata Kasus Serupa Pernah Terjadi dan Hingga Kini Masih Menjadi Misteri
Bagi geisha dewasa dan punya jam terbang tinggi, aturan riasan wajah mereka sedikit lebih longgar.
Geisha dewasa boleh keluar dan menemui tamu dengan wajah asli mereka dan riasan tipis yang sederhana.
Dengan sistem ini, para geisha dewasa juga jauh lebih dihargai daripada geisha muda.
Beberapa geisha mencapai masa kejayaan mereka dan mendapat popularitas terbesar justru saat usia mereka sekitar 50 tahun.
Baca Juga : Ingin Beli Mobil Baru? Hindari Memilih Warna ini karena Sulit Laku saat Dijual Lagi!
Dalam kehidupan geisha, mereka percaya bahwa mereka akan menjadi lebih cantik dan pesonanya makin matang seiring mereka tumbuh dewasa.
Makin tua seorang geisha, wajah mereka makin terbuka tanpa riasan dan menampilkan kepolosan serta kecantikan asli geisha.
Biasanya para geisha diperbolehkan melepas riasan mereka setelah berusia 30 tahun.
Baca Juga : Tak Hanya Syahrini, Tampilan Jadul Luna Maya Saat Kenakan Kimono 3 Tahun yang Lalu Jadi Sorotan
Sejak saat itu, mereka juga belajar untuk mengeluarkan pesona alami mereka dalam memikat para tamu.
Geisha diperbolehkan untuk pensiun jika mereka telah menikah tapi juga tetap boleh bekerja jika mereka menginginkannya.
Geisha tertua yang masih bekerja di Jepang hingga hari ini berusia 94 tahun dan memulai debutnya sejak usia 16 tahun.
Baca Juga : Lihat Foto Jadul Istri Reino Barack Syahrini Kenakan Korset Ketat dan Celana Harga 30 Jutaan, Seksi Banget!
Meski sudah tua, nyatanya geisha 94 tahun ini malah khusus menangani politisi atau pebisnis yang sangat kaya dan menerima bayaran yang jauh lebih mahal dibandingkan geisha yang lebih muda.
Jadi, khusus wanita geisha, makin tua dan banyak pengalamannya justru makin mahal tarifnya!
Baca Juga : Zaskia Sungkar Tampil Santun Saat Kenakan Oufit Hijab Formal Bernuansa Abu-Abu, Bisa Jadi Inspirasimu!
(*)
Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judul Fakta Menarik Geisha Wanita Penghibur Jepang, Makin Tua Justru Makin Mahal 'Harganya'
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |