Laporan Wartawan Grid.ID, Nopsi Marga Handayani
Grid.ID - Bullying atau tindakan penganiayaan kerap terjadi dan menimpa anak sekolah di Indonesia.
Baru-baru ini khalayak digemparkan dengan aksi penganiayaan yang menimpa AU di Pontianak, Kalimantan Barat.
Kasus ini terkuak seminggu setelah aksi terjadi.
Awalnya AU merasa takut dan enggan melaporkan kejadian tragis yang dialaminya kepada sang ibu.
Setelah mengadu kepada sang Ibu, AU dirawat di rumah sakit.
Selain timbul dari cek-cok, terdapat faktor lain yang mengakibatkan anak-anak kerap terkena bullying.
Para orang tua harus tahu faktor-faktor ini, untuk mengidentifikasi tindakan bullying yang mungkin terjadi kepada anak mereka.
Berikut faktor yang menyebabkan bullying terjadi, yang Grid.ID himpun dari laman Children Hospital.
Baca Juga : 2,3 Juta Netizen Desak KPAI dan KPPAD Beri Keadilan untuk Kasus AU, Siswi SMP Korban Bullying di Pontianak
Faktor yang membuat anak bisa jadi korban bullying di antaranya memiliki bentuk fisik yang berbeda, terlihat lemah, terlihat tidak memiliki banyak teman, dan terlihat tidak bisa melakukan perlawanan.
Melansir laman Children Hospital, seseorang yang telah mengalami bullying, berisiko memiliki gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, bahkan cenderung akan menggunakan zat adiktif.
Bullying memiliki beberapa gejala, pastikan gejala yang Grid.ID himpun dari laman Children Hospital, tidak terjadi kepada anak-anak di rumah.
Baca Juga : Walau Memaafkan, Ussy Sulistiawaty Tetap Jalani Proses Hukum Terkait Pelaku Bullying pada Anaknya
1. Anak enggan pergi ke sekolah, bahkan cenderung menolak secara langsung.
2. Sering mengeluh sakit, baik sakit kepala dan sakit perut. Akan tetapi tidak ada alasan yang mendasari sakit yang dikeluhkan anak.
3. Anak sulit tidur dan sering mengalami mimpi buruk.
4. Menghindari untuk bermain dan keramaian.
5. Anak mengalami cedera, dan tidak bisa menjelaskan penyebabnya.
Baca Juga : Hasil Visum AU, Korban Dugaan Pengeroyokan di Pontianak Keluar, Polisi Sebut Alat Kelamin Tidak Robek
6. Anak menjadi tertutup dan lebih murung.
7. Anak-anak akan mengadu bahwa barang miliknya rusak atau hilang.
8. Anak kehilangan nafsu makan, atau sebaliknya yakni makan secara berlebihan.
9. Nilai akademis anak menurun, dan tidak tertarik dengan sekolah.
Baca Juga : Saat Masih Sekolah, Amanda Rawles Pernah Dibully Pendek dan Hitam
Anak-anak yang terkena bullying cenderung tidak akan menunjukkan ciri-ciri di atas kepada orang tua.
Sebagai orang tua, baiknya selalu berkomunikasi dengan anak agar anak menjadi lebih terbuka.
Bullying selalu terjadi kepada anak yang memiliki kuasa lebih rendah, dan dilakukan kepada anak yang memiliki kuasa tinggi,
Bahkan bullying dapat terjadi melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, ataupun Instagram. (*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | childrenshospital.org |
Penulis | : | Grid Reporter |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |