Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Keluarga tidak tahu bahwa Sarwono akan berpulang ke Yang Maha Kuasa begitu cepat.
Dia baru ditemukan hari minggu (10/12/2017), mengambang di sekitar Jembatan Sungai Bengkal,Demak, Jawa Tengah, 1 kilometer dari rumahnya.
Tidak ditemukan tanda penganiayaan maupun bekas kekerasan saat pemeriksaan fisik oleh petugas medis.
Autopsi tidak sampai dilakukan karena ada penolakan dari pihak kelarga.
(Baca juga: Daebak! Tiket Konser GFRIEND Ludes Terjual Cuma Dalam Hitungan Menit)
Sebelum ditemukan tewas, tidak terasa ada yang ganjil.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Tribun Jateng, saat hari sabtu (9/12/2017) jam 2 dini hari, Cak Win, panggilan akrab Sarwono, pergi ke Pasar Welahan menjual bawang merah.
Ia menyampaikan pesan kepada ibu agar mengiyakan berapa pun harga yang ditawar oleh pembeli.
"Piro-pirolah nek meh dituku angger wehno, Mak (Berapa pun kalau dibeli asal dikasih saja, Bu)," pinta Sarwono.
Sang ibu lalu mengiyakan permintaan sang anak.
(Baca juga: Wah, Kemasan Biskuit Ini Didesain Bikin Temen Berhenti Gosip loh)
Ada yang membeli 58 kilogram seharga 203 ribu, dengan harga bawang merah per kilo gram 3,5 ribu.
Padahal harga yang wajar berkisar 15 hingga 20 ribu per kilogram.
Kembaili dikutip dari Tribun Jateng, paling tidak biaya yang harus dikeluarkan untuk produksi 1 hektare bawang merah mencapai 80 juta.
Setidaknya, biaya produksi yang harus dikeluarkan tiap 1 kilogram bawang merah adalah 12 ribu.
(Baca juga: Wadidaw, IU Ngaku Dapat Kado dari G-Dragon, Isinya Manis Banget!)
Bila harga jual bawang merah hanya 4 ribu, maka petani bawang merah harus menerima kerugian sebesar 7 ribu.
Kembali dikutip dari Tribun Jateng, tersirat kabar tidak sedap, Sarwono nekat mengakiri hidup karena harga jual bawang merah yang rendah.
Istri almarhum, Umiyatun, menyebut beberapa hari terakhir sang suami sering mengeluhkan hal ini.
"Akhir-akhir ini, bapaknya anak-anak sering mengeluh pusing," ungkap wanita 25 tahun tersebut.
"Dia mengaku sebal karena harga jual bawang merah yang anjlok."
"'Pusing aku, sebal, brambang rak ono ajine (Bawang merah tidak ada harganya),'" kata Umiyatun menirukan kalimat sang suami.
Keluhan ini juga dilontarkan kepada sejumlah saudara.
Muncul perubahan drastis pada diri Sarwono.
(Baca juga: Unik, Merayakan Natal, Ekspresi Anjing Ini Malah Mirip Grinch, Lihat Foto Lainnya)
Cak Win berubah jadi kurang ramah, tidak seperti biasa yang selalu menyapa dan membalas sapaan orang lain.
Hari sabtu (9/12/2017) adalah detik-detik menjelang ajal menjemput.
Pulang dari pasar, Sarwono menggendong putrinya yang baru berusia 3,5 bulan saat sang istri sedang mencuci pakaian.
Setelah anaknya tidur, Cak Win keluar rumah lewat pintu belakang sekitar jam 5 pagi.
(Baca juga: Nilai Rupiah Dihargai Tinggi, Kamu Bisa Hidup 'Mewah' di 5 Negara ini)
Tapi karena tidak kunjung pulang, sejumlah warga akhirnya mencari-cari Sarwono.
Pencarian dimulai sekitar jam 11 menjelang siang di sawah, kuburan, hingga seluruh pelosok dekat rumah.
Tapi tetap saja si petani bawang merah tidak ditemukan.
Kasus orang hilang ini akhirnya dilaporkan ke Babinsa setempat.
(Baca juga: Sudah Dua Bulan Nikah, Derby Romero Tunda Bulan Madu)
Pada hari minggu (10/12/2017) istri Sarwono dapat kabar mengejutkan.
Suaminya sudah berpulang.
Mayat yang sesuai dengan ciri-ciri suaminya berhasil ditemukan.
Sungguh menyedihkan.
(Baca juga: Putri Titian dan Iori Berebut Stroller, Lihat Aja Fotonya Bikin Gemas Deh!)
Apa yang terjadi pada Sarwono adalah ironi.
Sekitar 4 bulan yang lalu, Menteri Pertanian dengan bangga bilang begini.
"Kita tidak hanya swasebada bawang merah lagi, tapi juga sudah berdaulat, karena bisa ekspor," ungkap Amran Sulaiman, dikutip dari Tribun Jateng.
Pernyataan ini disampaikan hari jumat (18/8/2017) ketika melepas 10 kontainer berisi bawang merah di Gudang penyimpanan di Brebes yang akan diekspor ke Thailand.
(Baca juga: Fantastis, Harga Sepatu Nagita Slavina Bisa untuk Beli 170 Porsi Kuenya Ayu, Netizen : Buat Diinjek Doang?)
Sang menteri mengaku bersyukur tahun ini Indonesia tidak lagi impor bawang merah dari Thailand dan malah melakukan ekspor.
Akan tetapi, kebanggan bahwa Indonesia mampu mengekspor bawang merah tidak berarti banyak bagi almarhum Sarwono.
Pria berusia 34 tahun penduduk Desa Gempolosongo RT 3 RW 1, Mijen, Demak, Jawa Tengah justru dibuat kalut dengan bawang merah.
Kembali dikutip dari Tribun Jateng, per bulan Desember 2017, harga bawang merah terjun bebas di angka terendah 4 ribu per kilogram.
(Baca juga: Pria yang Suka Selfie di Ketinggian Ini Akhirnya Tewas, Lihat Videonya Saat Ia Masih Hidup, Menantang Maut!)
Anjolknya harga disebut akibat melimpahnya hasil panen raya di sejumlah daerah penghasil bawang merah.
Ketersediaan melimpah komoditas di pasaran mempengaruhi turunnya harga bawang merah.(*)
Kronologi Patwal Tendang Pengendara Motor sampai Jatuh di Puncak, Nasib Aipda H di Ujung Tanduk
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |