Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Suminar
Grid.ID - Anak adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada orangtua.
Tumbuh kembang seorang anak adalah hal yang selalu diperhatikan bagi setiap orang tua, baik ayah maupun ibu.
Pastinya setiap orang tua selalu menerapkan pola asuh yang berbeda dengan orang tua yang lain.
(Tidak Hanya Fisiologis, 4 Tips Bercinta Ini Juga Menjangkau Kondisi Psikologis Kamu!)
Perkembangan anak menjadi fase penting yang selalu dinanti bagi setiap orang tua, mulai dari tengkurap, merangkak, duduk, makan, jalan dan lain sebagainya.
Hal-hal tersebut adalah masa yang paling dinikmati sebagai seorang ibu dalam mengasuh anak.
Namun, ada masanya anak beralih dari masa kanak-kanak menjadi sosok yang semakin besar dan juga remaja..
Untuk itu, pastilah pola asuh yang diberikan harus berbeda ketika anak masih kecil.
(Tips Membentuk Kepribadian Anak Millennials Sejak Dini dari Psikolog Roslina Verauli )
Tapi masih banyak orang tua yang bingung bagaimana mengatasi anak yang sedang masa peralihan menjadi remaja.
Psikolog Roslina Verauli S.Psi., M.Psi berbagi tiga cara untuk mengatasi peralihan fase usia anak menu usia remaja.
Pertama adalah pahami profil dan karakter dari sang anak.
"Pahami profilnya, dilihat lagi profil anaknya seperti apa, kalau anak yang easy going belum ditanya dia udah cerita, kalau anak yang tertutup, si ibu nggak bisa langsung tanya, harus ada di sekitarnya dulu, mengalami pendekatan terlebih dahulu kepada anak," tutur Roslina Verauli S.Psi., M.Psi saat ditemui Grid.ID dalam acara Fonterra Merayakan Hari Ibu dengan Kampanye "Best Mom Ever" di Pelataran Dharmawangsa, Jakarta, Selasa, (12/12).
(5 Jenis Pekerjaan yang Paling Disukai Anak Millennials, Nomor 4 Paling Asyik)
Mengetahui profil anak apakah terbuka atau tertutup untuk mengetahui bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh sang ibu.
Jika terbuka akan gampang sang ibu melakukan pendekatan kepada anak, tetapi jika tertutup sang ibu harus melakukan pemdekatan cukup ekstra kepada sang anak.
Lalu selanjutnya adalah coba serahkan anak kepada sang ayah, jangan memaksakan anak untuk selalu ditangani oleh sang ibu.
"Coba bapaknya yang handle, jangan-jangan dia (si anak) lebih cocok dan nyaman kalau cerita sama bapaknya. Kalau ada 3 anak kan nggak mungkin tiga-tiganya dihandle sendiri. Jadi coba serahkan sama suami. Kan, anaknya suami juga," lanjut Vera.
(Berkomunikasi dengan Anak Millennials Tidak Hanya Sekedar Berteman di Media Sosial, Tapi… )
Kemudian yang ketiga adalah komunikasi.
Komunikasi adalah hal yang penting dalam keluarga demi mendapatkan keluarga yang harmonis dan mengurangi adanya miss komunikasi.
"Coba komunkasi antar keluarga, khususnya terhadap anak dibenerin, sudah bener belum, saling cerita kemauan masing-masing, jadi kan saling ngerti," kata Vera mengakhiri.
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |