Grid.ID - Bupati Talaud, Sri Wahyumi Manalip baru saja ditangkap pihak KPK atas dugaan kasus penerimaan suap proyek revitalisasi pasar pada Selasa (30/4/2019) kemarin.
Kabar penangkapan Bupati Talaud, Sri Wahyumi Manalip oleh KPK ini tentu mengejutkan banyak pihak, termasuk para petugas kebersihan disekitar kediamannya di Manado, Sulawesi Utara.
Sebagai pihak yang kerap bercengkrama dengan keluarga Bupati Talaud secara tak langsung, para petugas kebersihan ini mengaku terkejut dengan kabar penangkapan Sri Wahyumi Manalip oleh KPK ini.
Diketahui, Bupati Talaud, Sri Wahyumi Maria tertangkap tangan oleh pihak KPK sebagai salah satu tersangka penerimaan suap biaya proyek revitalisi pasar Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Bupati Talaud, Sri Wahyumi Maria tertangkap pada Selasa (30/4/2019) kemarin.
Pasca penangkapan Bupati Talaud oleh pihak KPK, media langsung ramai-ramai mendatangi kediaman sang bupati di kompleks perumahan Tamansari Metropolitan, kelurahan Paniki Bawah, Mangapet, Kota Manado.
Baca Juga : Hobi Koleksi Barang Mewah, Bupati Talaud Tak Sudi Punya Tas Branded yang Sama dengan Pejabat Wanita Lainnya!
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, juru bicara keluarga bupati, Jimmy Tindi mengatakan bila keluarga saat ini sedang tak ingin diganggu oleh pihak media.
"Jadi, bukan syok dan mengurung diri di kamar. Hanya saja menghindar memberikan keterangan. Untuk urusan keluarga diserahkan semuanya ke saya untuk bicara," kata Jimmy Tindi saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon.
Lebih lanjut, Jimmy Tindi mengabarkan bila kini suami Bupati Talaud, Armindo Pardede yang juga adalah seorang hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Manado tengah menjalani perawatan medis.
Baca Juga : Penampakan Rumah Mewah Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip, Intip Juga Kebiasaan Keluarganya
Terlepas dari kondisi terkini keluarga Bupati Talaud, rupanya kabar penangkapan Sri Wahyumi Manalip ini cukup mengejutkan banyak pihak.
Salah satunya adalah para petugas kebersihan lingkungan kediamannya yang sempat mengaku tak percaya dengan kabar tertangkapnya Sri Wahyumi Manalip.
Melansir Tribun Manado, para petugas kebersihan ini mengaku kerap secara tak langsung bercengkrama dengan anggota keluarga sang bupati.
Baca Juga : Kena Tangkap KPK, Bupati Talaud Tetap Modis dengan Baju Batik dan Topi Baret Merah Muda
Selama mereka bekerja di lingkungan itu, tidak sedikit pun mereka melihat sang bupati sebagai orang yang seperti diduga publik pasca kabar penangkapan ini.
Menurut para petugas kebersihan tersebut, keluarga Sri Wahyumi dikenal dengan sikap mereka yang baik dan bersahaja.
Termasuk Sri Wahyumi sendiri yang dikenal dermawan dan kerap bertegur sapa dengan para petugas kebersihan di lingkungan itu.
Baca Juga : Kisah Sri Wahyumi Manalip, Bupati Kepulauan Talaud Penuh Kontroversi yang Akhirnya Tertangkap KPK
Kendati demikian, para petugas kebersihan tersebut mengaku bahwa terakhir kali melihat Bupati Talaud dengan keluarga sekitar sebulan yang lalu.
"Terakhir kami melihat Ibu dengan Bapak sekitar bulan lalu. Bapak kelihatan sedang sakit," ungkap salah satu petugas kebersihan seperti yang dikutip Grid.ID dari Tribun Manado.
"Sering kalau kami menyapu, ada oma yang merupakan keluarga Ibu Bupati bantu pindahkan barang seperti tempat sampah dan lainnya untuk perlancar kerjaan kami," tambah petugas kebersihan lainnya.
Baca Juga : Bupati Talaud Kena Ciduk KPK, Petugas Kebersihan Beberkan Perilaku Keluarganya
Menurut mereka, Bupati Talaud ini dikenal sebagai sosok baik hari yang ringan tangan kepada siapapun, tak mengenal derajat atau status orang tersebut.
Bahkan menurut pengakuan beberapa petugas kebersihan lainnya, Sri Wahyumi kerap memberikan pasokan kue dan air mineral kepada petugas kebersihan yang sedang bertugas.
Tidak hanya itu, Sri Wahyumi bahkan pernah mengundang para petugas kebersihan komplek perumahannya itu di acara open house Tahun Baru rumahnya.
Tentu saja sikap Sri Wahyumi ini tak seperti sikap atau tingkah orang kaya lainnya yang biasanya tak suka membaurkan diri dengan pekerja kasar seperti mereka.
Diketahui, pihak KPK menangkap Bupati Talaud atas kecurigaan bahwa Sri Wahyumi diduga menerima fee sekitar 10% dari kontraktor proyek revitalisasi.
Melansir Kompas.com, fee sebesar 10% yang diterima oleh Bupati Talaud ini adalah berupa barang mewah dan uang tunai sebesar Rp 513 juta.
Baca Juga : Evakuasi Korban Longsor Tambang Emas Ilegal di Sulawesi Utara, Tim SAR Mulai Buka Akses ke Titik Longsor
Dilansir Grid.ID dari Tribunnews.com, selain uang tunai senilai Rp 50 juta lebih, KPK menyita barang mewah yang diduga telah diberikan kepada Bupati Talaud sebagai fee.
Atas kasus penyuapan ini, KPK menetapkan Sri Wahyumi Manalip bersama dua orang lainnya sebagai tersangka dengan jeratan hukum sesuai Pasal 12 dan Pasal 11 Undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sejauh ini seperti yang telah dikabarkan oleh Tribun Manado, Sri Wahyumi masih tidak bisa mengerti mengapa dirinya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Bupati Talaud yang dikenal dengan paras cantiknya tersebut mengaku tidak menerima suap apapun seperti yang dikatakan oleh KPK.
Ia bahkan membantah adanya penerimaan hadiah barang mewah terkait proyek revitalisasi pasar kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Sri wahyumi juga bersikeras bila tuduhan yang ditudingkan KPK terhadap dirinya terkait penerimaan suap itu tidak benar.
Baca Juga : Google Doodle Rayakan HUT Taman Nasional Bunaken, Surga Tersembunyi di Sulawesi Utara
"Biar masyarakat Indonesia tahu bahwa yang dituduhkan kepada saya, bahwa saya menerima hadiah, saya tidak pernah menerima hadiah apapun yang dituduhkan kepada saya.
Bisa saya buktikan nanti di persidangan," pungkas Sri Wahyumi seperti yang dikutip Grid.ID dari Tribun Manado. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,Tribun Manado |
Penulis | : | Tata Lugas Nastiti |
Editor | : | Tata Lugas Nastiti |