Grid.ID - Guncangan bisnis ritel belum juga berakhir.
Satu per satu peritel mesti bersiasat, sebelum terjungkal lebih dalam.
Peritel H&M, misalnya.
Pada Jumat (15/12/2017) kemarin, peritel asal Swedia itu mempublikasikan hasil penjualan tiga bulanannya.
(Baca juga: Semakin Sering Tampil Bersama, yuk Intip Gaya Chelsea Islan dan Daffa Wardhana dalam Balutan Busana Batik)
Laporannya tak begitu menggembirakan, penjualan sebelum pajak merosot 4 persen menjadi 50,4 miliar kronor Swedia (sekitar 6 miliar dollar AS).
Saham H&M juga terseok hingga 16 persen, penurunan paling tajam sejak Maret 2001.
Lantas, apakah kondisi serupa juga dialami peritel raksasa lainnya yakni Zara?
Beberapa hari sebelum H&M mengumumkan hasil kinerjanya, Zara juga melansir kondisi perusahaannya.
(Baca juga: Bella Shofie Pamer Tubuh Langsing dengan Koleksi Busana Model Jumpsuit yang Elegan)
Kala itu, Rabu (13/12/2017), Inditex sebagai pemilik merek Zara melaporkan perlambatan tumbuhnya penjualan pada kuartal ketiga 2017.
Seperti diwartakan Reuters, penjualan Zara antara bulan Agustus hingga Oktober memang naik 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 6,3 miliar Euro (sekitar 7,4 miliar dollar AS).
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |