Grid.ID - Perayaan Waisak 2019 tinggal menghitung hari dan masih banyak ritual Waisak yang harus dipersiapkan para umat Buddha dari jauh-jauh hari.
Ritual Waisak ini adalah salah satu tradisi para umat Buddha di dunia yang masih kerap dilakukan untuk menyambut Waisak 2019.
Seperti sudah menjadi tradisi yang mendarah daging, ritual Waisak ini ada yang bersifat wajib untuk dilakukan para umat Buddha dalam rangka menyambut Waisak 2019.
Berdasarkan kalender Masehi, Waisak 2019 akan jatuh pada tanggal 19 Mei 2019 mendatang.
Seperti yang kita ketahui, hari raya Waisak merupakan hari yang paling bersejarah bagi umat Buddha.
Umat Buddha akan memperingati tiga peristiwa penting di hari ini, yakni lahirnya Sidharta Gautama, tercapainya Sidharta Gautama pada tahap penerangan Agung hingga menjadi Buddha, dan hari di mana Buddha Gautama wafat.
Baca Juga : Waisak 2019: Mau Ikut Festival Lampion Waisak di Candi Borobudur? Catat Persyaratannya Agar Tak Ketinggalan!
Itulah sebab mengapa perayaan Waisak kerap kali disebut dengan perayaan Tri Suci Waisak.
Dalam merayakan hari penting ini, umat Buddha rupanya punya ritual tersendiri yang sudah menjadi tradisi yang mendarah daging.
Meski tak banyak yang masih menerapkan dengan lengkap, ritual Waisak ini adalah salah satu peninggalan budaya dan agama yang patut dilestarikan.
Baca Juga : Waisak 2019 : 3 Makna Penting Hari Raya Umat Buddha yang Identik dengan Bulan Purnama
Penasaran seperti apa saha ritual yang dilakukan umat Buddha dalam menyambut perayaan Waisak 2019?
Yuk simak tahapan ritualnya yang telah dirangkum Grid.ID dari The Star!
1. Perbanyak Merenung dan Berdoa
Seperti perayaan Nyepi, pada hari Waisak umat Buddha biasanya memperbanyak renungan dan doa.
Hal ini bertujuan untuk merenungkan atau intropeksi diri atas setiap hal yang telah dilakukan selama setahun ini.
Baca Juga : Waisak 2019: 4 Perayaan Waisak Paling Meriah di Indonesia
2. Kenakan Busana Putih
Sebenarnya tak ada aturan berpakaian saat hendak berdoa di hari Waisak.
Namun para ahli mengatakan dalam ajaran Buddha warna putih melambangkan kemurnian.
Sehingga ada baiknya mengenakan busana putih untuk berdoa di hari Waisak untuk menyempurnakan agama.
Baca Juga : Waisak 2019: 6 Inspirasi Ucapan Selamat Hari Waisak dalam Bahasa Inggris yang Cocok untuk Update Status
3. Menyalakan Lampu Minyak atau Lilin
Menyalakan lampu minyak atau lilin adalah pemandangan umum yang terjadi ketika hari Waisak.
Dalam filosofi Buddha, menyalakan lampu minyak atau lilin bermaksud untuk mengusir kegelapan dan penerangan bagi kehidupan seseorang.
4. Terapkan Sila Kelima
Dalam ajaran Buddha terdapat lima sila yang harus diterapkan umatnya dalam berbagai aspek kehidupan.
Baca Juga : Waisak 2019: Kumpulan Ucapan Waisak dalam Bahasa Indonesia, Bisa Dicontek nih!
Sila kelima yang wajib diterapkan umat Buddha khususnya pada Waisak adalah tidak melakukan pembunuan, pencurian, pelecehan, berbohong dan konsumsi minuman keras.
Tidak hanya itu, umat Buddha memang diajarkan untuk mampu menahan nafsu dan berbuat buruk kepada orang lain yang menimbulkan efek negatif.
5. Bermeditasi
Dalam rangka menyambut hari Waisak, melihat umat Buddha melakukan meditasi bukanlah pemandangan yang aneh.
Pada ajaran Buddha, meditasi adalah salah satu cara efektif untuk merenungkan dan intropeksi diri.
Baca Juga : 6 Festival Lampion di Asia, Serupa Perayaan Waisak di Candi Borobudur
Lokasi meditasi paling terkenal adalah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India.
Pohon Bodhi ini adalah pohon tempat Sidharta mencapai pencapaiannya sebagai Buddha.
Para pengikut Buddha juga percaya bahwa ada dewa, makhluk spiritual yang baik, mengelilingi pohon-pohon tersebut.
6. Makan Sayur-sayuran
Mengkonsumsi protein hewani pada hari Waisak adalah hal yang dihindari oleh para umat Buddha.
Memakan daging di hari raya Waisak sama saja seperti melanggar sila kelima dalam ajaran Buddha yakni pembunuhan.
Hari Waisak memiliki makna pemurnian, sehingga hal-hal yang berbau duniawi dan negatif sangat dilarang.
(*)
Apa Makna Jeruk dalam Perayaan Imlek 2025? Yuk Simak Filosofi si Bulat Manis Ini!
Source | : | The Star |
Penulis | : | Tata Lugas Nastiti |
Editor | : | Tata Lugas Nastiti |