Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri Awalia
Grid.ID - Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen merupakan pasangan selebritis Indonesia yang sukses mendirikan rumah produksi film sendiri.
Melalui rumah produksi Alenia Pictures, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen berduet menggarap film bertemakan kebangsaan dan cinta Tanah Air.
Tak hanya itu, film-film garapan Ale, sapaan akrab Ari Sihasale, dan Nia juga identik dengan Indonesia Timur.
Ya, keduanya memang terlihat konsisten menggarap film yang mengangkat kisah-kisah inspiratif dari masyarakat, khususnya anak-anak di Indonesia Timur.
Sebut saja 'Denias' dan 'Senandung di Atas Awan' yang mengisahkan perjuangan seorang anak di Papua untuk mendapat pendidikan, serta beberapa judul film lainnya seperti 'Tanah Air Beta', 'di Timur Matahari' dan 'Leher Angsa'.
Disinggung soal pemilihan Indonesia Timur yang kerap diangkat menjadi filmnya, Ale menyebut bagian timur Nusantara masih sangat perlu dieksplorasi.
Baca Juga: Beda Agama, 16 Tahun Ari Sihasale Temani Nia Zulkarnaen Sahur
"Kenapa tidak (Indonesia Timur)?" ujar Ale ketika ditemui Grid.ID pada konferensi pers film 'Rumah Merah Putih' di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (20/5/2019).
"Kalo saya punya uang banyak sekali, tiap bulan saya bikin dari Sabang sampe Papua," ungkap Ale.
"Menurut kami Indonesian Timur harus harus banyak ditampilkan pada saat ini. Ternyata Indonesia Timur masih harus banyak diangkat," sambungnya.
Baca Juga: Filmnya Akan Tayang Saat Lebaran, Rano Karno Yakin Akan Tetap Ikut Jadwal Promosi
Senada dengan Ale, Nia menandaskan Alenia Pictures akan tetap konsisten mengangkat kisah-kisah masyarakat di Indonesia Timur.
Menurutnya, Alenia Pictures akan berhenti mengangkat profil Indonesia Timur jika seluruh masyarakat Indonesia bagian barat dan tengah sudah mengenal betul Indonesia Timur.
"Sampe apa ya, sampe saudara-saudaranya di Indonesia bagian barat dan bagian tengah mengenal baik saudara-saudaranya di Indonesia Timur," terang Nia.
"Karena mereka (Indonesia Timur) juga Indonesia, mereka bukan bagian dari Indonesia tapi mereka adalah Indonesia," pungkas Nia.
(*)
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |