Untuk isiannya, Verney Carron menawarkan amunisi gas air mata (CS gas) untuk membubarkan konsentrasi massa baik di area terbuka maupun tertutup.
Jika ditembakkan, proyektil yang jatuh akan pecah, mulai bereaksi dan melepaskan gas air mata dengan zat aktif Ortho-Chlorobenzylidene Malononitrile (CS) dengan asap tebal warna putih.
Jika manusia terkena asap ini secara langsung, organ tubuh yang dilindungi selaput lendir seperti mata, hidung, dan mulut akan langsung bereaksi dengan paparan zat CS.
Baca Juga: Cek Fakta: Dampak Kerusuhan, Benarkah Asrama Brimob Petamburan Dibakar?
Wajah akan langsung perih dan panas seperti terbakar saat terkena gas air mata, juga disertai keluarnya air mata, batuk-batuk hebat, dan bersin-bersin.
Jika langsung terkena dan tidak kuat, seseorang bahkan bisa mengalami sesak nafas dan pingsan sehingga harus memperoleh pertolongan pertama.
Ada dua macam amunisi, yang pertama adalah amunisi standar dan yang kedua amunisi dispersal, di mana ketika ditembakkan amunisi akan pecah menjadi tiga proyektil sehingga sebaran gas CS lebih luas dan bisa menjangkau lebih banyak konsentrasi massa.
Dari pengamatan penulis, ada dua tipe pelontar Verney Carron yang diadopsi Polri.
Yang pertama Flash Ball Maxi (FBM).
Sosoknya terlihat seperti shotgun raksasa tanpa popor, dengan laras ganda berdampingan.
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |