Menjadi hal lumrah bila bertebaran sejumlah pelanggaran HAM baik dalam ranah sosial politik maupun terkait ekonomi sosial budaya.
(Baca juga: iPhone X, Ponsel dengan Teknologi Paling Rentan?)
Kembali dikutip dari The Combat Genocide Association, ada bukti 42,275 pembasmian, termasuk di dalamnya sejumlah pria, wanita, dan bocah-bocah Maya.
Kekejian ini belum termasuk trauma kekerasan dan perkosaan yang dilakukan secara membabi buta.
Di tahun 1994, sebuah perundingan damai antara Unit Revolusi Nasional Guatemala (URNG) dan pemerintah setempat diselenggarakan.
Perundingan yang dipimpin oleh PBB menghasilkan sebuah kesepakan terkait hak orang Maya yang ditandatangani di Oslo, Norwegia, pada Maret 1994.
Selang beberapa waktu, Komisi Klarifikasi Sejarah (CEH) yang disponsori oleh PBB dibentuk untuk menyelidiki genosida yang menimpa orang Maya.
Di tahun 1999, CEH melaporkan temuannya dan menegaskan, "Kekerasan di negara ini diarahkan, pertama dan terutama, terhadap yang terisolasi, yang miskin, yang terpenting, menghancurkan orang Maya."
Dalam laporan ini, selama tahun 1964 hingga 1994, terjadi 626 kasus pembantaian dan menewaskan lebih dari 200 ribu manusia.
(Baca juga: Temuan Arkeolog Turki Bisa Guncang Pondasi Iman, Inikah Alasan Mengapa Sejarah Harus Selalu Ditulis Ulang?)
Udara segar nampaknya mulai terasa bagi pihak yang mengharapkan keadilan.
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |