Laporan Wartawan Grid.ID, Nesiana Yuko Argina
Grid.ID - Pasangan orang tua di Lowa, Amerika Serikat harus mengambil keputusan yang cukup berat.
Putri mereka yang baru berusia 1,5 tahun bernama Coralynn dinyatakan mati otak setelah lima hari berjuang dengan komplikasi parainfluenza atau karena virus.
Dilansir Grid.ID dari People pada Minggu (26/5/2019), sang ibu, akhirnya memutuskan untuk mendonorkan organ tubuh Cora.
Semua berawal saat Cora tiba-tiba mengalami kesulitan bernapas.
Kedua orang tuanya, Meagan Sobolik dan Paul Sobolik membawanya ke rumah sakit di Cresco Medical pada hari Jumat (19/4/2019).
Karena kondisinya, akhirnya Cora dipindahkan ke rumah sakit Klinik Mayo di Rochester.
Selama proses perpindahan, dokter dan perawat melakukan inkubasi untuk membuat kondisi Cora stabil.
Namun selama melakukan prosedur itu, jantung Cora justru berhenti dan akhirnya dilakukan CPR selama hampir 25 menit.
Setelah kondisi dinyatakan benar-benar stabil, Cora baru dipindahkan ke rumah sakit Klinik Mayo Jumat sore.
Awalnya, dokter mengatakan jantung ekokardiogram Cora bekerja baik dan normal.
Nyatanya, keadaan Cora justru semakin memburuk saat dokter melakukan scan CAT.
Baca Juga: Kenali Gejala Awal dan Penyebab Kanker Nasofaring yang Diidap Mendiang Ustaz Arifin Ilham
Dokter menemukan jika bayi malang itu mengalami kerusakan otak dan keadaan semakin memburuk karena otaknya mulai membengkak.
Kronologi tersebut diceritakan oleh bibi Cora, Melissa Brevig melalui aplikasi penggalangan dana GoFundMe.
Cora dinyatakan mati otak pada hari Minggu (21/4/2019) jam 4.45 sore waktu setempat.
"Saya berlutut dan menangis dan terus berkata, 'tidak, tidak, tidak, Tuhan, tidak. Kemudian aku merasa mati rasa dan merasa kosong," ujar Meagan.
Baca Juga: Pakar Mikro Ekspresi Ungkap Hubungan Luna Maya dengan Faisal Nasimuddin
Meski sedih kehilangan putri yang sangat dicintainya itu, kedua orang tua Cora memutuskan untuk mendonorkan organ putrinya itu.
Mereka ingin memastikan jika 'warisan' Cora akan hidup selamanya.
"Ketika kami tahu bahwa dia tidak akan bangun dan dia pergi secara psikis, kami tahu bahwa dia ingin organ-organnya dapat membantu orang yang membutuhkan," jelas Meagan.
Salah seorang pendeta Mayo Clinic Hospital merekam detik-detik saat Cora di bawa dari ruang ICU ke ruang bedah.
Baca Juga: Ahmad Dhani Ulang Tahun, Mulan Jameela Tulis Pesan Menyentuh: Hari Ini Harusnya Sekeluarga Berkumpul
Dalam video tersebut, hampir semua perawat dan dokter berdiri di sepanjang lorong rumah sakit untuk ikut mengantar kepergian Cora.
"Dia akan hidup dalam tiga orang yang berbeda. Dia tidak benar-benar pergi, dia hidup dalam warisannya (penerima donor)," ujar Meagan mengenang putrinya, Cora.
"Ketika anak Anda menyumbangkan organnya, mereka hidup dalam diri orang lain. Mereka juga menyelamatkan orang-orang yang tidak bisa diselamatkan tanpa 'hadiah' dari anak Anda itu," lanjutnya.
"Kami mencintainya dan merindukannya setiap hari dan akan selalu. Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, dia akan selalu hidup dalam tiga orang yang dia selamatkan," pungkasnya. (*)
Penulis | : | Nesiana Yuko Argina |
Editor | : | Nurul Nareswari |