Grid.ID - Nenek Julaeha (90) hanya bisa pasrah dengan keadaannya saat ini.
Hidup sebatang kara di daerah jauh dari tempat asalnya, membuat Julaeha harus membanting tulang mencari sesuap nasi.
Walaupun telah tua, namun ia berusaha kuat mencari pekerjaan agar memperoleh uang untuk makan setiap harinya.
“Di sini tinggal sendirian, anak sudah tidak ada, saudara juga tidak ada. Mau paksa bagaimana sudah tidak ada, ya tidak usah makan, minum air saja. Kadang makan daun saja dengan garam,” kata Nenek Julaeha saat dijumpai di rumahnya.
Dihentikan Polisi Karena Gunakan Sirine, Si Pengendara Malah Seenaknya Katakan Ini
Nenek Julaeha berasal dari Desa Sumber Suko, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Ia ikut tetangganya ke Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, ketika tetangga mengikuti program transmigrasi pada tahun 1992.
Seiring dengan waktu, tetangganya kembali ke daerah asalnya dan meninggal.
Lalu Nenek Julaeha menjadi seorang diri di Kabupaten Buton.
Untuk bertahan, ia berusaha mencari pekerjaan serabutan.
Kini, umurnya sudah semakin tua, dan badannya sudah mulai sakit-sakitan.
Ia hanya pasrah dan terbaring di dalam gubuk miliknya yang sudah reyot di Desa Siotapina, Kecamatan Ambuau, Kabupaten Buton.
Terkadang ada warga yang mengasihaninya dengan memberikan pekerjaan mengupas ubi dan diberi uang sebesar Rp 5.000. Uang tersebut langsung dibelikan beras.
“Kehidupan sehari-hari tidak ada beras. Dikasih uang Rp 2.000 oleh orang, cuma beli kopi saja. Kalau sudah minum kopi sudah kenyang. Jadi kadang tidak makan tiga hari atau dua hari. Kalau tidak makan, saya sakit perut, tidak ada anak-anak di sini, saudara tidak ada, orangtua tidak ada juga, ya diam saja,” tuturnya
Sementara itu, Kepala Desa Siotapina, La Nelo mengatakan, sebelum mempunyai rumah, Nenek Jualeha tinggal di kebun orang setelah ditinggal pergi tetangganya.
“Kebetulan ada tanah sisa dari dari HPL transmigrasi kita programkan untuk nenek tersebut, dan hibahkan tanah seluas 25 x 20 meter,” ucap La Nelo.
Ia menambahkan, warga Desa Siotapina bergotong royong membangunkan rumah seadanya dari papan kayu dan tripleks dengan lantai rumah dari tanah. (*)
(Artikel ini tayang di kompas.com dengan judul: Miskin, Nenek Julaeha Hanya Makan Daun Dicampur Garam)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |