Grid.ID - Momen Hari Raya Idul Fitri atau lebaran, biasa dijadikan momen para perantau untuk pulang kampung bertemu keluarga.
Libur panjang saat lebaran, selalu dijadikan kesempatan untuk berjumpa dengan orang tua yang lama kita tinggal.
Apalagi jika kita merantau jauh, dan saat libur lebaran sajalah kita bisa pulang ke rumah tempat keluarga menanti sepanjang tahun.
Baca Juga: Demi Amankan Arus Mudik Lebaran 2019, Kepolisian Terjunkan Pasukan Sniper di Jalan, Ada Bahaya Apa?
Jika beberapa orang merasa bersyukur karena bisa bertemu keluarga walau hanya saat lebaran saja, ada pula yang tetap tak pulang walau sudah diberi kesempatan.
Padahal, keluarga yang ditinggalkan pasti begitu menanti kepulangan kita.
Mungkin, itu lah yang dirasakan nenek 90 tahun ini.
Mengutip Sinar Harian, seorang nenek berusia 90 tahun bernama Fatimah Mat Diah sudah bertahun-tahun tak melihat putranya.
Fatimah ditinggal putranya, Ibrahim Daud, merantau ke kota besar.
Kini, nenek 90 tahun ini hanya tinggal sendirian di gubuk kecilnya, di Kampung Padang Jelapang, Chicha Tinggi, Malaysia.
Meski sudah berumur dan mengalami gangguan pendengaran, Fatimah tetap terlihat kuat mengurus dirinya sendiri.
Baca Juga: Demi Bisa Lebaran ke Kampung Halaman, Seorang Penumpang Rela Kejar Kapal Hingga ke Tengah Lautan
Namun di balik ketegarannya, nenek Fatimah masih memendam rasa rindu akan anaknya, Ibrahim Daud, yang sudah bertahun-tahun tak pulang ke rumah.
"Pulanglah Him (Ibrahim), emak rindu kamu," ucap Fatimah, dikutip Grid.ID dari Sinar Harian.
Rasa rindunya pun semakin menyesakkan dadanya jika mengingat Hari Raya Idul Fitri kian mendekat.
Nenek 90 tahun ini pun hanya bisa percaya dan berdoa agar putranya pulang ke rumah.
"Nak... nak.. setiap hari emak berdoa kepada Allah, supaya Him bisa pulang kesini."
"Emak rindu Him, cuma Tuhan saja yang tau rindu emak," ujar sang nenek.
Rasa rindu sang nenek itu tak pernah terpuaskan.
Baca Juga: Lady Biker, Intip Nih Gaya Seru Buat Bukber Nanti
Jangan kan pulang ke rumah, Ibrahim bahkan tak pernah basa-basi menelepon untuk sekedar memberi kabar.
"Mau menelepon tak ada telepon, cuma berharap Him mau nelepon sepupunya," ucap Fatimah, sembari mengusap pipinya yang basah.
Rasa rindu itu hanya bisa ditambalnya dengan kenangan-kenangan manis saat Ibrahim masih mau bercanda dan makan bersamanya.
Walau rindu, Fatimah tetap berusaha mengerti, mungkin Ibrahim sibuk karena memiliki anak dan cucu yang banyak.
Baca Juga: Kisah Pilu Nenek 94 Tahun yang Terbiasa Tidur Memegang Baju Tentara Jepang Sambil Menangis
"Tapi balik lah Him, emak sangat ingin ketemu," tambahnya lagi.
Beruntung, Fatimah masih memiliki seorang keluarga lagi yang masih mau merawatnya, yakni Mohd Khawi.
Mohd Khawi yang juga adalah sepupu Ibrahim, menjadi satu-satunya orang yang masih mau merawat Fatimah.
Baca Juga: Kisah Nenek Ceno, 30 Tahun Tinggal di Rumah Reyot 3x3 Meter, Bahkan Tak Lebih Baik dari Kandang Ayam
"Setiap hari saya datang ke rumah untuk jenguk keadaannya. Kalau sakit atau demam, saya antar ke klinik," ungkap Khawi.
Sebagai satu-satunya yang mau merawat Fatimah, Khawi mengaku kagum dengan sosok sang nenek berusia 90 tahun itu.
"Walaupun emak Fatimah berusia 90 tahun, namun dia tidak punya penyakit dan masih kuat. Cuma kadang-kadang pusing karena tekanan darah rendah, itu saja," pungkas Khawi. (*)
Source | : | Sinar Harian |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |