Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Bahkan namanya selalu disebut di buku pelajaran sejarah!
Sebelum era perusahaan teknologi, manufaktur, dan properti, yang paling berjaya justru adalah perusahaan perdagangan.
Alasannya jelas, teknologi yang belum berkembang menyebabkan proses impor dan ekspor menjadi sektor bisnis yang paling menjanjikan.
Perusahaan perdagangan sudah ada sejak era Renaisans.
Biasanya bangsa Eropa membuat kongsi dagang di negara-negara Asia karena banyaknya permintaan rempah-rempah.
Salah satunya yang paling terkenal adalah Vereenigde Oostindische Compagnie, atau yang dikenal dengan sebutan VOC.
Dalam bahasa Indonesia, VOC biasa disebut dengan Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda.
Di Indonesia sendiri, VOC identik dengan penjajahan yang dilakukan Belanda selama 3,5 abad.
Belanda mengeksploitasi kekayaan Indonesia yang sebagian besar berupa rempah-rempah dengan memberikan nilai tawar yang merugikan masyarakat.
Didirikan pada 1602, VOC telah melakukan ratusan ekspedisi antara Asia dan Eropa.
Dilansir Grid.ID dari Visual Capitalist, VOC mengalami puncak kejayaan pada fenomena Tulip Mania dengan keuntungan mencapai 78 juta Gulden pada masa itu.
Tulip Mania adalah masa ketika bibit bunga tulip Belanda harganya melonjak fantastis.
Jika dibandingkan dengan zaman sekarang, nilainya mencapai 7,9 triliun Dolar Amerika Serikat, atau setara dengan 107.037,1 triliun Rupiah!
Fantastisnya, nilai ini setara dengan gabungan kekayan 20 perusahaan modern termasuk di dalamnya ada Apple, Microsoft, Facebook, Cevron dan bahkan ExxonMobil!
Bahkan Apple Inc. sebagai perusahaan terkaya saat ini hanya menyumbang sebanyak 11% dari total keuntungan terbesar VOC loh.
(BACA: Sederhana dan Tidak Sombong, Ternyata Dari Ini Sumber Kekayaan Ruben Onsu dan Istri )
November 2017, tercatat kekayaan Apple baru mencapai 900 miliar Dolar Amerika Serikat.
Pada masanya VOC memang benar-benar berjaya dengan jumlah karyawan mencapai 70.000 orang.
Jumlah yang sangat banyak untuk perusahaan yang berdiri pada 400 tahun yang lalu. (*)
Gelar Acara Diskusi Bareng Ridwan Kamil, Raffi Ahmad Tegaskan Tak Berkaitan dengan Politik: Ini Bukan Kampanye!
Penulis | : | Violina Angeline |
Editor | : | Violina Angeline |