Grid.ID - Deynica Welirang, putri bos Indomie Franciscus Welirang meninggal dunia pada usia 39 tahun.
Deynica merupakan putri bungsu dari Franciscus Welirang dan Mira Salim.
Ia menghembuskan nafas terakhir di Singapura hari ini, Jumat (29/12/2017).
Saat ini, jenazah Deynica disemayamkan di rumah duka Mount Vernon Sanctuary, 121 Upper Aljunied Rd, Singapura.
Rencananya, jenazah akan dimakamkan, Senin (1/1/2018) di Choa Chu New Christian Cemetery, Singapura.
Deynica meninggal dunia hanya selang 2 hari usai merayakan ulang tahunnya ke-39.
Ia lahir pada tanggal 27 Desember 1978.
Kabar duka ini disampaikan manajemen Sinar Mas Group dan Eka Tjipta Foundation melalui fanpage Sinar Mas di Facebook.
Juga disampaikan fanpage Obituaries.sg, penyedia jasa ucapan duka cita di Singapura.
Wanita Ingin Cerai, Suami Ngamuk dan Tusuk Istrinya, Netizen: Yang Kurang Ajar Wanitanya!
Sosok Fransiscus Welirang
Ayahanda Deynica, Fransiscus Welirang adalah bos produsen mi instan merek Indomie, PT Indofood Sukses Makmur.
Setelah menamatkan pendidikan insinyur kimia bidang plastik, di Institute South Bank Polytechnic, London, Inggris tahun 1974, Frangky, sapaan Franciscus, mulai bergabung di Salim Grup.
Frangky muda mengawali sepak terjangnya bergabung dengan Salim Economic Development pada tahun 1974 hingga 1975.
Pada tahun 1977 hingga 1991 Frangky mulai diorbitkan ke salah satu anak perusahaan Salim Grup di Bogasari Flour Mills sebagai Wakil General Manager.
Karir Frangky semakin cemerlang ketika dirinya menjabat General Manager pada tahun 1991-1992.
Pada tahun 1992, Frangky dirotasi sebagai tour of duty PT Indocement Tunggal Prakarsa, milik Salim Grup.
Ketika Bogasari diakuisisi PT Indofood Sukses Makmur (ISM), Frangky Welirang sebagai CEO dan presiden direktur menggantikan Eva Riyanti Hutapea.
Selain "putra mahkota" Anthony Salim, Franciscus Welirang digadang-gadang akan merajai Salim di kemudian hari.
Frangky dan Bogasari
Kesederhanaan dan keinginannya yang besar membina pengusaha kecil merupakan kunci kesuksesan Frangky.
Pembinaan itu yang kemudian menentukan cetak biru kemajuan Bogasari dan Indofood.
Sebab para pengusaha kecil termasuk pedagang kue dan mie instan di kaki lima berjasa atas pendistribusian produk Bogasari dan Indofood pada para konsumen.
Puluhan ribu pengusaha kecil ini tersebar di seluruh Indonesia.
Frangky sendiri mengakui jaringan pengusaha kecil adalah jaringan yang membuat Bogasari besar.
Sebab bagi masyarakat awam maupun elit kelas menengah ke atas, makanan berupa roti, kue-kue, mie instan dan makanan ringan lain berbahan baku terigu telah menjadi makanan pokok kedua setelah nasi.
Franky menambahkan, mitra bisnis Bogasari itu, mencakup pedagang roti, pedagang bakso, maupun pedagang kue basah di emperan toko Pasar Senen dan Blok M.
Kalau mereka tumbuh dan berkembang, tentunya Bogasari juga berkembang.
Kalau mereka bangkrut, Bogasari juga tutup.
Frangky menyebutkan terdapat puluhan ribu pengusaha kecil dalam naungannya. Mereka semua memperoleh bantuan dan binaan.
Bantuan itu, misalnya berupa dana, penyuluhan, latihan, dan konsultasi untuk memperkuat jaringan para pengusaha kecil.
Mereka itulah yang secara alamiah menjadi jaringan usaha terpenting serta berperan membesarkan Bogasari, dan sebagai timbal-balik mereka dibina oleh Bogasari.
Menurut Frangky, pembinaan ini sudah dilakukan sejak awal Bogasari berdiri.
Bogasari mendirikan Kelompok Wacana Mitra lembaga khusus membina pengusaha kecil.
Kelompok ini terjun langsung memberikan latihan dan penyuluhan bagaimana mengelola usaha kecil, etika bisnis, administrasi keuangan, kualitas produk, hingga pengetahuan lainnya.
Diterbitkan pula buletin Wacana Mitra untuk memberikan edukasi, dorongan dan semangat kepada pengusaha kecil melalui artikel-artikel yang dimuat.
Misalnya tulisan tentang keberhasilan pengusaha Mie Kocok Bandung, atau pengusaha roti bantal dan sebagainya.
Bogasari adalah satu dari empat produsen terigu dengan omzet pertahun mencapai Rp 5 triliun.
Tiga lainnya yaitu PT Sriboga, PT Panganmas, dan PT Berikari.
Sebagai produsen terbesar, 70 persen pangsa pasar terigu yang tiap tahun bertambah lima hingga sepuluh persen dikuasai oleh Bogasari.
Pertambahan pangsa pasar terigu nasional antara lain dipicu oleh semakin besarnya masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bukan nasi.
Makanan itu seperti roti, mie, kue, biskuit, demikian pula maraknya kemunculan restoran cepat saji (fastfood) yang menawarkan aneka jenis makanan seperti burger, hot dog, pizza, kebab, donat yang sebagian besarnya berbahan baku terigu. (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |