Grid.ID – Lagi-lagi kelalaian seorang pangasuh merenggut nyawa seorang batita berusia dua tahun.
Yana Deinesh (25) diketahui telah membunuh bocah tersebut dengan memasukkan 50 gram garam ke dalam bubur dan memaksa bocah itu untuk memakannya.
Dilansir dari Metro.co.uk, Kamis (13/6/2019), Deinesh meracuni makanan anak itu pada Juni 2018 karena dia 'murung' dan perlu dihukum.
Baca Juga: Belajar dari Zhou, Sering Makan Makanan dari Kulkas Ia Justru Terkena Bakteri Langka Mengerikan
Sang pengasuh diduga telah menuangkan dan mencampurkan hampir setengah bungkus garam ke dalam bubur anak.
Kemudian memaksanya untuk memakan bubur tersebut.
Segera setelah itu, si anak itu merasa sakit dan kehilangan kesadaran.
Dia dibawa ke perawatan intensif dalam kondisi kritis, di mana dokter berusaha menyelamatkan hidupnya.
Baca Juga: Sembunyi di Sumur Karena Ditagih Hutang, Buruh Ternak Ayam ini Justru Meregang Nyawa
Namun upaya terbaik yang telah dibetikan tak dapat menyelamatkan si anak yang kemudian meninggal karena keracunan garam.
Deinesh ditangkap dan kemudian membuat pengakuan penuh tentang apa yang telah dilakukannya.
Dia mengatakan kepada penyelidik bahwa dia 'tidak memikirkan konsekuensi tindakannya' dan 'tidak ingin bocah itu mati'.
Jaksa Penuntut Vadim Kuchin mengatakan kepada media lokal:
Baca Juga: Cek Karaktermu dari Posisi Tidur, Orang yang Sering Tidur Telentang Sangat Fokus dan Berkomitmen!
"Orang dewasa pun tidak bisa makan garam sebanyak itu dengan sukarela, apalagi anak kecil."
“Korban dipaksa untuk memakannya dan terdakwa sengaja memberi garam dalam jumlah banyak."
Tindakan itu dianggap sebagai tindak kekerasan yang yang disengaja.
"Kami memperlakukan kasus itu sebagai sebagai tindak pembunuhan."
Pengadilan Regional Arkhangelsk mendakwa Yana Deinesh dengan pembunuhan dan menghukumnya 14 tahun penjara.
Tak hanya itu, jika Kamu mengonsumsi garam terlalu banyak, itu juga dapat sebabkan penyakit yang mengancam nyawa:
Penelitian telah menemukan bahwa konsumi garam yang berlebihan dalam jangka panjang bisa memicu tekanan darah tinggi.
Kelebihan garam dalam darah, yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan merusak pembuluh darah.
Tekanan darah tinggi juga bisa meningkatkan risiko banyak penyakit, seperti penyakit jantung dan stroke.
Garam dapat meningkatkan kekurangan kalsium, yang membuat orang dengan asupan garam tinggi untuk waktu yang lama lebih mungkin menderita osteoporosis.
Karena garam mengandung ion natrium, natrium dikeluarkan dari tubuh manusia akan membawa sebagian dari kalsium.
Konsmumsi garam berlebih dapat menyebabkan hilangnya kalsium, yang menyebabkan osteoporosis atau kerapuhan pada tulang.
Baca Juga: Coba Cek, Urine yang Berbusa Bisa Jadi Tanda Penyakit Berbahaya!
Ginjal merupakan organ metabolik paling penting tubuh.
Ada banyak limbah yang dihasilkan selama metabolisme yang berbeda dari tubuh yang disekresikan dalam bentuk urin melalui ginjal.
Semakin banyak garam yang kamu konsumsi, semakin banyak juga ginjal Kamu bekerja dan semakin besar juga ginjal Kamu mengalami kerusakan.
Garam diekskresikan dalam urin melalui ginjal, karena kadar garam meningkat, hal ini bisa meningkatkan kandungan protein dalam urin.
Peningkatan indeks protein dalam urin adalah salah satu tanda berbahaya dari penyakit ginjal.
Ini juga merupakan peringatan bahwa Kamu memiliki risiko kerusakan ginjal.
Baca Juga: Punya Habitat di Tengah Laut, Keberadaan Paus di Tengah Hutan Amazon Masih Jadi Misteri
Konsumsi garam berlebihan bisa memicu tekanan osmotik tinggi, yang pada gilirannya bisa memicu kerusakan langsung di lapisan perut, efek jangka panjang yang dapat menyebabkan gastritis dan kejang parah.
Ini juga erat kaitannya dengan kanker perut yang bisa lahir sesudahnya.
Studi statistik menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi garam berlebihan untuk waktu yang lama memiliki risiko terkena kanker perut yang tinggi dan kematian yang tinggi akibat penyaki ini. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online “Balita Meninggal Keracunan Garam Akibat Ulah Pengasuh: Hati-hati, Kelebihan Garam Bisa Picu Penyakit Berbahaya”
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |