Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Semua orang berhak untuk memiliki cita-cita setinggi langit tak peduli latar belakang mereka dari keluarga kaya ataupun miskin.
Seperti yang tersurat dalam UUD 1945, pendidikan adalah hak segala bangsa.
Oleh karena itu keterbatasan biaya bukanlah menjadi persoalan yang besar untuk mencapai cita-cita.
Tidak semua orang terlahir dari keluarga yang kaya raya, memiliki akses mudah untuk pergi ke sana kemari.
(BACA: Inilah Sosok Wanita Cantik Berusia 19 Tahun yang Akan Menjadi Dokter Termuda di Malaysia)
Orang-orang seperti itu pasti akan lebih mudah memilih sekolah-sekolah favorit yang menjadi idaman setiap anak.
Lain halnya dengan mereka yang terlahir dari keluarga sederhana, mereka harus berjuang mengalahkan puluhan bahkan ratusan ribu pejuang lainnya untuk mendapatkan beasiswa.
Hal ini mereka lakukan agar tetap bisa mengenyam pendidikan yang layak.
Seperti yang dialami oleh Citra Helda Anggia asal Jawa Timur ini.
Setelah ayahnya divonis terkena penyakit TBC dan hepatitis, Citra harus benar-benat berjuang untuk bisa mendapatkan beasiswa dan belajar setinggi-tingginya.
(BACA: Cantik, Ramah dan Rendah Hati! Inilah Salah Satu Cerita Menarik Putri Diana yang Menginspirasi)
Perjuangan yang dilakukan Citra pun akhirnya membuahkan hasil yang manis.
Akhirnya ia diterima di Politeknik Negeri Jember (Polije).
Gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang menteri ini merasa pintu keberhasilannya terbuka lebih lebar setelah ia diterima di kampus ini.
Dilansir Grid.ID dari laman Kompas.com, Citra berhasil sebagai peserta pelajar di Lioning Vocational College selama satu minggu saat ia memasuki semester IV.
Di sana, mahasiswi jurusan ilmu pertanian ini belajar tentang produk hortikultura yang kualitasnya sangat baik karena menggunakan green house dan pupuk organik.
(BACA: Cantik dan Cerdas, Istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya Menangkan Penghargaan Inspiring Women Award)
Selain itu petani di sana sangat sadar teknologi.
Mereka sudah bisa menghasilkan buah meskipun belum pada musimnya.
Pengalaman Citra selama di sana membuatnya terinspirasi untuk mengaplikasikanya di tempat kelahirannya.
Citra telah membuat sebuah mikroorganisme lokal (MOL) yang terbuat dari sisa makanan atau buah-buahan yang difermentasikan dengan tambahan molasis atau cairan gula tebu.
Buah-buahan itu ia dapati di Pasar Anom, Sumenep.
Setelah itu, mol inipun diolah menjadi pupuk organik cair (POC) dan pupuk organik padat (POP) yang berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
Tidak hanya itu, Citra juga membuat karya tulis tentang pemanfaatan mol bagi penduduk Madura agar mereka bisa menaman tanaman rempah di halaman rumahnya masing-masing.
(BACA: Mau Gaji yang Besar? Mungkin Kamu Harus Beralih ke Pekerjaan Ini)
Karya tulis ini mendapat penghargaan juara ke-2 terbaik se-kabupaten Sumenep.
Yang lebih membanggakan lagi, baru-baru ini Citra berhasil lolos sebagai salah satu peserta exchange dari kampusnya.
Citra akan belajar di Jiangsu Agri Animal Husbandry Vocational College, China selama satu semester.
Meski sempat terhambat dengan berita duka kepergian ayahnya, namun berkat dukungan dari ibunya tercinta Citra tetap pergi melanjutkan studinya ini.
Citrapun mengaku ingin menjadi menteri pertanian Indonesia nantinya.
Ia ingin memastikan pangan di Indonesia dapat tercukupi dengan baik tanpa harus mengimpor dari luar negeri.
Sungguh cita-cita yang mulia.
Beginilah seharusnya generasi millenial Indonesia yang selalu semangat dan pantang menyerah.
Tidak boleh minder dan harus berani bersaing dengan dunia luar dalam menciptakan inovasi-inovasi baru. (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Fahrisa Surya |
Editor | : | Fahrisa Surya |