Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni
Grid.ID - Sebagian orang kini lebih memilih untuk memakan junk food karena dirasa praktis.
Junk food atau makanan cepat saji adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit kandungan nutrisi.
Para peneliti mengatakan junk food mengandung senyawa yang terkait dengan alergi makanan, tetapi para ahli lain juga mengatakan ada berbagai penyebab.
Baca Juga: Masih Betah Menjanda, Yuni Shara Beberkan Alasannya
Kecintaan orang pada makanan cepat saji mungkin menjadi salah satu alasan peningkatan tajam dan tingkat keparahan alergi makanan dalam beberapa waktu terakhir.
Seperti yang terlihat dalam sekelompok anak-anak usia 6 hingga 12 tahun, para peneliti dari University of Naples Federico II menemukan bahwa anak-anak yang memiliki alergi pada makanan memiliki pengaruh yang lebih tinggi terkait dengan makanan olahan.
Penyebab hal tersebut disebut AGEs.
AGEs adalah hasil endogen interaksi nonenzimatik glukosa- protein yaitu struktur yang sangat reaktif, merupakan bahan oksidatif yang semakin penting untuk diperhatikan sebagai faktor risiko potensial kerusakan sel ß-pankreas, resistensi insulin perifer, dan diabetes.
Baca Juga: Disebut Sindir Orang Lewat Video Parodi, Iis Dahlia: Bodo Amat !
Glycation adalah apa yang terjadi ketika molekul gula berikatan dengan protein atau lemak di bawah panas.
Inilah yang terjadi ketika Anda membakar steak untuk mendapatkan kulit cokelat yang bagus atau menggoreng kentang dalam minyak.
Dengan kata lain, Junk food memang enak dalam rasa, tetapi tidak terlalu baik untuk kesehatan Anda.
Dan makanan cepat saji tersebut cenderung mengandung tingkat AGEs yang lebih tinggi.
Lalu, mengapa saat ini banyak terjadi kasus alergi pada makanan?
Menurut juru bicara American College of Allergy, Asthma, and Immunologym, Dr. Tania Elliott, kasus alergi makanan meningkat hingga hampir 200% dalam 20 tahun terakhir.
Dr. Tania Elliott juga mengatakan jika penyebab munculnya alergi pada makanan disebabkan oleh genetika dan lingkungan.
Ada beberapa faktor utama yang dianggap berkontribusi terhadap peningkatan kejadian alergi ini, berikut yang Grid.ID lansir dari Healthline.
Baca Juga: Keyakinan Anak Deddy Corbuzier Dipertanyakan Pasca Mualaf, Gus Miftah Buka Suara
Membatasi Makanan
Hindarilah makan-makanan yang berpotensi menimbulkan alergi, seperti kacang dan telur.
Jajagalah Kebersihan
Sering-sering menggunakan sabun antibakteri dan pembersih tangan.
Perubahan Iklim
Perubahan iklim atau suhu dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, yang mengarah pada pengembangan alergi makanan.
Pola Diet
Mungkin kebanyakan orang jika melakukan pola diet akan memakan makanan olahan dan lebih sedikit buah dan sayuran, itulah yang dapat memengaruhi mikrobioma usus kita.
Gen dan Lingkungan
Ini tidak hanya mencakup susunan genetik tetapi dalam paparan ibu terhadap alergi, termasuk diet ibu hamil, polusi, dan bahan kimia.
(*)
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |