Grid.ID – Mantri Patra, seorang petugas medis meninggal ketika sedang bertuugas di daerah pedalaman Kabupaten Teluk Wondama, Papu Barat.
Kepergian mantra Patra ini membuat Papu berduka, khususnya pedalaman Teluk Wondama.
Pasalnya sang Mantri dianggap sebagai pahlawan karena mengobati warga pedalaman di sana tanpa mengenal pamrih.
Baca Juga: Ponselnya Meledak Karena Terlalu Lama Diisi Daya, Ayah 4 Anak ini Meregang Nyawa!
Mengutip dari Gridhot.ID, Sabtu (29/6/2019) Mantri Patra setidaknya sudah empat 4 bulan lebih mengabdi di Kampung Oya Distrik Naikere, Teluk Wondama.
Mantri Patra memilih setia bertugas disana bahkan saat rekan kerjanya pulang dan tak kembali lagi.
Selamat Jalan sodara !! Terimakasih atas pelayanannya.. terang kubur mu
Kisah Pilu Mantri Patra, Petugas Medis yang Meninggal di Pedalaman Wondama - https://t.co/NexajRLcWj
— Timur Matahari (@jayapuraupdate) June 23, 2019
Mantri Patra sendiri adalah satu dari sekian tenaga kesehatan yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan di daerah pedalaman.
Baca Juga: Waspadai Bercak Putih atau Kemerahan di Bibir, Bisa Jadi Tanda Kanker Mulut!
Tempatnya bertugas merupakan salah satu kampung terisolir di Distrik Naikere.
Tidak ada akses jalan darat apalagi sarana telekomunikasi.
Wilayah di perbatasan antara Teluk Wondama dengan Kabupaten Kaimana ini hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau menggunakan helikopter.
Untuk mencapai pusat distrik di Naikere, warga setempat biasanya berjalan kaki selama tiga sampai empat hari.
Baca Juga: 'Diseruduk' Kereta Api, Remaja Putri di Medan Selamat Meski Tubuhnya Sempat Berada di Kolong Kereta
Mantri Patra sendiri ditugaskan di sana selama tiga bulan yakni dari Februari-Mei 2019.
Namun sampai akhir Mei helikopter tak datang menjemput.
Logistik yang dibawa Mantri Patra pun habis berikut pula obat-obatan bagi masyarakat di sana.
Sebelum ajal menjemput Mantri Patra, ketika sedang sakit keras gara-gara Malaria, ia sempat menulis pesan terakhir di secarik kertas.
Baca Juga: Song Song Couple Bercerai: Kenali Gangguan Neurosis yang Jadi Penyebab Pernikahan Tak Harmonis
"Baju Putih Kering Berkeringat
Inilah kalian, baju putih berkeringat yang dihiasi debu.
Meski tampak menjijikkan dengan pekerjaanmu saat kalian mendekiati mereka
hanya doa yang selalu kalian haturkan pada tuhan di setiap gersang tanah hujan. keringat kalian ada bagi mereka, untuk mereka.
Sambil sesekali merayu kepada tuhan, kapan semua berakhir, namun tugas dan tanggung jawab berpihak pada kalian.
Dengan tingkah laku dan jiwa yang mencintai mereka, jiwa yang tidak berdosa, di tinggal sakit.
Kalian datang dengan harapan semua sehat.
Bandir pohon menjadi bantal bagi kalian.
Tanpa menghaturkan sepatah katapun.
Kalian berjalan menembus rimba.
Tidak ada kata sungut di bibir.
Kalian tetap berharap baju putih adalah teman setia di mana keringat itu ada.
Biar semua orang menatap kalian, biar semua orang betah dengan kalian.
Kalian tahu asal kalian tinggi menjangkau langit tak pasti.
Tetapi di sela-sela doa terdengar...
Tuhan.. kami mau mereka rasa tangan kami.
Tuhan kami mau mereka rasa damai kerja kami, kami tak tuntut banyak.
Berikan kami kesehatan dan umur panjang biar bisa berkarya."
Baca Juga: Bak Pinokio! Hidung Pria ini Terus Tumbuh Panjang, ini Penjelasan Dokter
Sementara itu Tomas Waropen, Kepala Puskesmas Naikere menyatakan nyawa Patra mungkin bisa tertolong jika pihak dinas kesehatan maupun instansi terkait lainnya cepat merespon laporannya terkait kondisi Patra dan meminta segera dikirim helikopter.
"Kami sudah rapat sampai tiga kali dengan Dinas Kesehatan, Kesra dan Pak Sekda tapi tetap tidak ada jalan. Sampai akhirya dia sudah meninggal baru helikopter bisa naik," ujar Waropen
Bagi Waropen, Patra adalah pahlawan kemanusiaan.
Dia rela mendedikasikan hidupnya untuk kebaikan masyarakat di pedalaman Naikere tanpa banyak mengeluh dan menuntut.
Tindakan mulia yang justru selalu dihindari banyak petugas medis lainnya.
"Patra adalah pahlawan bagi masyarakat di pedalaman Mairasi (nama suku di pedalaman Naikere). Sementara kita anak-anak negeri ini banyak yang jadi Judas (murid yang mengkhianati Yesus)," kata Tomas Waropen. (*)
Artikel telah tayang di GridHot.id dengan judul “Pesan Mantri Patra Sebelum Hembuskan Nafas Terakhir : Kapan Semua Berakhir”
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |