Grid.ID – Beberapa hari ini tanah jawa tengah dihebohkan dengan informasi potensi tsunami yang akan terjadi di Pantai Selatan Jawa.
Alhasil, informasi yang kadung viral ini banyak disalah tanggapi oleh masyarakat luas.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menerima laporan bahwa banyak warga Cilacap - salah satu wilayah yang tsunaminya diprediksi bisa mencapai 20 meter jika gempa megathrust bermagnitudo 8,8 terjadi - mengungsi.
Baca Juga: Jangan Ceroboh, Ada Bahaya Dibalik Penggunaan Aplikasi FaceApp!
Menanggapi sikap warga tersebut, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG menyatakan bahwa warga memang mungkin perlu mengungsi suatu saat nanti jika terjadi bencana tetapi itu tidak perlu dilakukan sekarang.
"Untuk saat ini tidak ada yang perlu ditakutkan dan dikhawatirkan terkait tsunami," katanya.
"Sikap waspada harus dilakukan tetapi kami meminta masyarakat agar tidak terlalu takut dan khawatir berlebihan karena malah akan membuat tidak produktif."
Potensi tsunami selatan Jawa didasarkan atas bukti-bukti sejarah adanya tsunami di selatan Jawa beserta pemodelan skenario yang mungkin terjadi pada masa depan.
Baca Juga: Berkaca dari Kasus Nunung, Hal Mengerikan ini yang Akan Dialami Oleh Tubuh Saat Konsumsi Narkoba
Di Cilacap, ahli menemukan deposit akibat tsunami ribuan tahun lalu. Dalam 200 tahun terakhir, tsunami telah menghantam selatan Jawa.
4 Januari 1840, menurut Katalog Soloviev and Go, terjadi gempa bermagnitudo 7 memicu tsunami.
Lalu pada 11 September 1921, terjadi gempa bermagnitudo 7,5 yang menimbulkan tsunami di Parangtritis dan Cilacap. Terakhir, tsunami Pangandaran pada 2006.
Meski telah berhasil mengungkap beberapa tsunami pada masa lalu dan potensi kejadian pada masa depan, ahli di belahan dunia mana pun belum bisa menentukan kapan tsunami akan terjadi, sebab gempa pemicu tsunaminya sendiri juga tak bisa diprediksi.
Baca Juga: Hati-Hati, 4 Zodiak ini Berpotensi Jadi Pasangan Egois Saat Jalin Hubungan
"Gempa kuat hingga saat ini belum dapat diprediksi kapan terjadinya, di mana lokasinya, berapa kekuatannya. Kapan gempa terjadi belum ada yang tahu sehingga jangan mudah percaya isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya," ungkap Daryono.
Daryono pada Minggu (21/7/2019) menegaskan, BMKG saat berita ini diturunkan tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami di wilayah Cilacap atau mana pun di Indonesia.
Warga tidak perlu khawatir hantaman gelombang tsunami jika beraktivitas di pantai.
Lebih lanjut, warga perlu memahami tentang definisi potensi tsunami.
Potensi didasarkan atas sejarah dan perhitungan dengan angka deviasi lebar.
Baca Juga: Coba 5 Cara Ampuh Berikut Untuk Hilangkan Kantung Mata yang Menghitam
Sementara, prediksi merujuk pada sesuatu yang hampir pasti akan terjadi pada waktu dekat.
Masyarakat awam juga perlu menyadari bahwa ahli gempa dan tsunami biasa bicara dengan rentang waktu yang lebar, puluhan ribu tahun.
Sehingga menurut ahli tsunami purba dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto, "Segera orang geologi tidak sama dengan segera orang awam."
Viral Berulang Kali Kompas.com mencatat bahwa isu tsunami selatan Jawa telah viral berulang kali.
Tahun 2012, Kompas.com telah menuliskannya dan mengungkap bahwa Jawa bagian tengah merupakan wilayah yang telah lama tidak mengalami gempa besar di subduksi.
Baca Juga: Begini Kondisi Nunung Setelah Diciduk, Belum Diperbolehkan Bertemu Anak
Jadi, ada kemungkinan patahan di sana menyimpan energi besar.
Tahun 2012 dan kemudian lanjut pada 2016 dan 2017 ketika pakar Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko memaparkan kajiannya di BMKG, isu tsunami selatan Jawa kembali viral dan bahkan memicu upaya kriminalisasi terhadap Widjo.
Walau telah viral berulang kali, Daryono mencatat bahwa saat ini upaya mitigasi masih belum cukup dilakukan.
Ia mengatakan, pemerintah dan publik resah tetapi belum berupaya cukup besar untuk mitigasi bencana.
Ahli tsunami dari Kementerian kelautan dan Perikanan, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa warga perlu berlatih untuk menghadapi tsunami.
Menanggapi kepanikan yang sering terjadi akibat informasi potensi bencana, ia mengungkapkan bahwa warga tak cukup ditenangkan.
"Harus dibarengi dengan tindakan yang lebih mendesak yakni implementasi upaya mitigasi baik struktural maupun non-struktural yang direncanakan dengan baik dan tersosialisasikan secara berkelanjutan kepada masyarakat," tegasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa, BMKG Tegaskan Mengungsinya Bukan Sekarang"
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |