Grid.ID - Koloni semut terbang dilaporkan menyerbu Inggris pada Rabu (17/7/2019).
Koloni semut terbang ini menyerbu Inggris secara serentak dari arah selatan Kepulauan Britania.
Peristiwa serbuan koloni semut terbang ke Inggris ini sebenarnya bukan peristiwa langka.
Tiap tahun, Negeri Ratu Elizabeth selalu kedatangtan tamu berupa koloni semut terbang.
Namun, tahun ini agaknya cukup berbeda.
Saking banyaknya, koloni semut terbang yang menyerbu Inggris ini bahkan bisa dilihat dari luar angkasa.
Baca Juga: Tips Mengusir Nyamuk, Semut, Lalat, hingga Kecoa Hanya Berbekal Bahan Dapur Sederhana
Diberitakan oleh The Telegraph, koloni semut terbang ini menyerbu beberapa wilayah di Inggris.
Di antaranya adalah Hampshire, West Sussex, dan Dorset.
Belakangan, data menyebut bahwa koloni semut terbang ini juga sampai ke wilayah lain seperti East Sussex dan Kent.
Baca Juga: Usai Digigit Semut, Remaja di Tangerang Alami Sesak Nafas Hingga Tewas
Fenomena tahunan ini terjadi pada musim kawin semut terbang.
Yakni di saat ratu semut terbang diikuti oleh sekawanan semut terbang jantan untuk kemudian terjadi proses pembuahan.
Semut terbang jantan terpancing mengikuti sang Ratu Semut lantaran zat bernama fermon yang dikeluarkan oleh semut terbang betina ini.
Baca Juga: Viral Video Anak Kecil Telinganya Kemasukan Ribuan Semut, Jangan Panik Begini Cara Menanganinya
Ratu semut kemudian terbang diikuti jutaan semut terbang jantan.
Nantinya, hanya semut terbang jantan terkuatlah yang berhasil bertahan mengikuti ratu semut dan bisa membuahi sang Ratu.
Saking luar biasanya serbuan koloni semut terbang ke Inggris ini, fenomena tersebut sampai bisa dilihat dari luar angkasa.
Baca Juga: Bocah Menangis Meraung Kesakitan, Diduga Telinganya Kemasukan Ribuan Semut
Dilaporkan oleh Badan Meteorologi Inggris, Met Office, saking banyaknya serbuan koloni semut terbang ini membuatnya bisa dilihat dari luar angkasa.
Humas Met Office mengatakan bahwa radar menangkap koloni semut terbang ini sebagai bentuk dari awan badai.
Dalam unggahannya di Twitter pada 17 Juli 2019, Met Office memposting video citra satelit yang menunjukkan pergerakan beda dalam jumlah masif dari arah selatan.
Baca Juga: Miliki Mobil Mewah, Lamborghini Raffi Ahmad Jadi Sarang Semut dan Tikus
"Citra terakhir dari angkasa, radar kami menunjukkan sesuatu yang bergerak dari arah pantai selatan, tapi nampaknya bukan sebuah awan badai pembawa hujan," cuit Met Office sebagaimana Grid.ID kutip dari Twitter @metoffice.
Perdebatan dan perbedaan pendapat pun muncul dari fenomena ini.
Masyarakat banyak yang mengatakan benda yang tertangkap oleh satelit Met Office tersebut adalah debu.
Baca Juga: Dibuang di Selokan Air, Bayi ini Berhasil Selamat Meski Ditemukan Tengah Dikerubungi Semut Merah
Namun ada juga yang sudah menduga bahwa benda tersebut adalah koloni semut terbang.
Menghebohkan media pemberitaan Inggris, presenter BBC Weather sekaligus meteorologis Simon King mengatakan bahwa sebenarnya hal ini memang dapat terjadi.
"Semut-semut terbang yang ukurannya beragam ini kemungkinan terbang di ketinggian tertentu di atmosfer tempat awan biasa terbentuk.
Baca Juga: Digigit Semut, Niat Pria Sulawesi Selatan Untuk Cabuli Gadis 16 Tahun Gagal
"Dengan kepadatan yang mirip membuat radar mengira bahwa koloni semut terbang ini merupakan awan," kata Simon King sebagaimana Grid.ID kutip dari USA Today.
Lebih lanjut, King mengatakan bahwa sebenarnya ini adalah fenomena yang umum terjadi di Amerika Serikat.
Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, serbuan koloni semut terbang ini akan mereda dan langit kembali cerah.
Baca Juga: Ih Ngeri! Seekor Semut Masuk ke Telinga Anak Kedua Zaskia Adya Mecca
The latest view from space ???? shows that our radar is picking up something that isn't #precipitation along the south coast ???? pic.twitter.com/N4eU9n6Z6A
— Met Office (@metoffice) July 17, 2019
A cacophony of gulls hoovering up the flying ants over BRISTOL. pic.twitter.com/DrknaIISqs
— Mary Colwell (@curlewcalls) July 15, 2019
(*)
Dua Istri Razman Arif Nasution Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Nikita Mirzani
Source | : | The Telegraph,USA Today |
Penulis | : | Andika Thaselia |
Editor | : | Andika Thaselia |