Grid.ID - Menanggapi viralnya potensi gempa 8,8 SR dan tsunami 20 meter di Pantai Selatan Jawa, BNPB pun menghimbau masyarakat mengenal rumus 20-20-20.
Rumus 20-20-20 dari BNPB ini sangat berguna ketika bencana datang, termasuk yang baru-baru ini viral yakni potensi gempa 8,8 SR dan tsunami 20 meter di Pantai Selatan Jawa.
Menurut BNPB, rumus 20-20-20 ini adalah kiat untuk menyelamatkan diri dari bencana, jikalau nanti bencana seperti potensi gempa 8,8 SR dan tsunami 20 meter di Pantai Selatan Jawa terjadi.
Ya, beberapa waktu belakangan ini memang viral di media sosial soal gempa dan tsunami dahsyat yang berpotensi terjadi di Pantai Selatan Jawa.
Kabar tersebut ramai dibicarakan dan tentunya mengundang kekhawatiran masyarakat luas.
Bagaimana tidak, di sepanjang jalur Pantai Selatan Jawa terdapat berbagai kota dan banyak pemukiman masyarakat.
Baca Juga: Terjadi Saat Sasih Kasa, Gempa di Bali Justru Jadi Pertanda Baik Bagi Orang Bali!
Tak mau masyarakat termakan kabar bohong soal potensi gempa 8,8 SR dan tsunami 20 meter ini, BNPB pun akhirnya angkat bicara.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo menghimbau agar masyarakat tetap siaga dalam menghadapi potensi bencana ini.
Bukan soal membenarkan potensi gempa dan tsunami tersebut, namun mengingat Indonesia adalah negara yang rawan gempa, sudah sepatutnya masyarakat waspada sejak dini.
Kepada Kompas.com, Agus mengungkapkan bahwa ada beberapa sikap yang bisa dilakukan untuk kesiapsiagaan bencana.
Setidaknya, ada 3 cara yang disarankan oleh Agus untuk menghadapi situasi darurat seperti bencana.
Yang pertama, masyarakat sudah sepatutnya mengenali potensi ancaman di lokasi tempat gempa berlangsung.
Untuk mudahnya, BNPB menyediakan aplikasi InaRISK yang bisa membantu masyarakat mengenali potensi bencana di wilayah mereka.
Kedua, Agus menyarankan agar masyarakat mulai mengembangkan bangunan tahan gempa.
"Jadi kalau di orang (teknik) sipil itu bilangnya ada proses perkuatan dengan retrofikasi.
"Misalnya ada dinding bangunan yang tidak bagus diberi perkuatan dengan ditambah tulangan yang lebih baru atau kolong yang lebih berat lagi," kata Agus saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (20/7/2019).
Dan yang paling penting, adalah poin ketiga ini.
Agus menghimbau agar masyarakat mampu menerapkan rumus 20-20-20.
Baca Juga: Gempa 7,2 Magnitudo Guncang Maluku: Terjadi 19 Gempa Susulan Selama 2 Jam Pasca Gempa
Rumus 20-20-20 sangat membantu dalam upaya menyelamatkan diri jikalau terjadi gempa.
Rumus 20-20-20 sebaiknya diketahui masyarakat, terutama warga yang tinggal di pinggir pantai.
Lantas, apa sebenarnya rumus 20-20-20 ini?
Rumus 20-20-20 adalah kombinasi dari urutan kejadian yang harus diperhatikan masyarakat ketika gempa tiba.
"Kalau warga merasakan gempa selama 20 detik, setelah selesai (guncangan) warga harus segera evakuasi.
"Karena, di pantai akan datang tsunami dalam 20 menit.
"Lari ke bangunan yang ketinggiannya minimal 20 meter," ujar Agus menjelaskan rumus 20-20-20.
Agus menambahkan, proses evakuasi dengan memilih gedung tinggi meski dekat pantai pun tidak masalah.
Yang harus diperhatikan adalah asal bangunan tersebut masih berdiri kokoh setelah gempa berhenti.
Sebelumnya, kabar gempa bermagnitudo besar yang berpotensi mengguncang Pantai Selatan Jawa ini disampaikan oleh pakar tsunami dari BPPT.
Sebagaimana diberitakan Antaranews, Pakar Tsunami dari BPPT, Widjo Kongko, memperkirakan gempa megathrust terjadi di selatan Pulau Jawa.
Gempa yang berpotensi terjadi sebesar 8,5 hingga 8,8 SR diprediksi menimbulkan gelombang tsunami dengan ketinggian 20 meter di sepanjang pantai tersebut.
Dampak gelombang gempa tsunami berpotensi mengenai selatan Jawa khususnya selatan DIY cukup panjang yaitu Cilacap hingga Jawa Timur.
Gelombang tsunami tersebut memiliki potensi ketinggian 20 meter dengan jarak rendaman sekitar 3 hingga 4 kilometer.
Prediksi gelombang tsunami diakibatkan oleh adanya segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa.
Baca Juga: Gunung Merapi Alami 31 Gempa Guguran, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Berhati-hati
"Ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa hingga ke Sumba di sisi timur dan di selatan Selat Sunda.
"Akibatnya, ada potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,5 hingga 8,8," terang Widjo Kongko di Yogyakarta, Rabu (17/7/2019).
Widjo juga mengungkap gelombang tsunami akan tiba dalam waktu 30 menit usai terjadi gempa besar.
"Jika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membutuhkan waktu lima menit sejak gempa untuk menyampaikan peringatan dini, maka masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 25 menit untuk melakukan evakuasi atau tindakan antisipasi lain," lanjutnya. (*)
5 Rekomendasi Pelembap Anti Jerawat dan Harganya, Bisa Pulihkan Kulit yang Meradang, dari Rp11 Ribu
Source | : | Kompas.com,Antaranews |
Penulis | : | Andika Thaselia |
Editor | : | Andika Thaselia |