Laporan Wartawan Grid.ID, Nesiana Yuko Argina
Grid.ID - Nama penyanyi campursari Didi Kempot mungkin tak asing di telinga masyarakat Indonesia.
Pria asal kota Solo ini bahkan mendapat julukan Bapak Patah Hati Nasional atau The Godfather of Broken Heart karena lagu-lagunya yang mayoritas bertema patah hati.
Beberapa lagunya yang cukup populer yakni Cidro, Sewu Kutho, Stasiun Balapan dan Suket Teki.
Baca Juga: Lagu-lagunya Lebih Populer di Suriname, Didi Kempot Bagikan Kisah Menariknya saat Nyanyi di Sana
Melansir tayangan Ngobam (Ngobrol Bareng Musisi) di kanal Youtube Gofar Hilman, penyanyi 52 tahun itu rupanya sudah menciptakan sekitar 700-800an lagu.
"Total semua lagu ada berapa mas Didi?" tanya Gofar Hilman seperti dikutip Grid.ID dari video yang dipublikasikan pada Minggu (21/7/2019).
"Wah lali aku (lupa saya), yah mungkin ada 700 sampai 800 lagu," ungkap Didi Kempot.
Baca Juga: Sobat Ambyar, Komunitas Pengagum Didi Kempot Siap Dukung Perjalanan Kariernya
Pernyataan itu langsung disambut tepuk tangan dan sorak meriah dari sekitar 1.500 sadboi dan sadgirl yang tergabung dalam Sobat Ambyar, sebutan untuk penggemar dari pemilik nama asli Didi Prasetyo itu.
Mungkin sebagian orang masih belum mengetahui, nama 'Kempot' merupakan sebuah singkatan.
Mengawali karier sebagai musisi jalanan, nama Kempot rupanya diambil dari singkatan Kelompok Pengamen Trotoar.
"Kelompok Pengamen Trotoar. Ngamen di jalanan. Sebelum kenal rekaman, saya ngamen di Keprabon dulu pertama kali," jelas Didi.
"Di Solo ada warung lesehan nasi liwet di Keprabon. Habis itu kita hijrah ke Jakarta coba-coba adu nasib. Kumpul di Bundaran Slipi dulu," imbuhnya.
"Di situlah kita buat komunitas, dan timbulah Kelompok Pengamen Trotoar (Kempot)," tandasnya.
Baca Juga: Lama Tak Terdengar Kabar, Didi Kempot Akan Kembali Tampil di Suriname
Hidup di ibu kota memang tidak mudah, bersama rekan-rekannya Didi berjuang untuk dapat masuk dapur rekaman.
Bahkan saat itu ia menulis dan merekam sendiri lagu-lagu ciptannya.
Saat disinggung mengapa banyak menuliskan lagu bertema patah hati dan kehilangan, Didi menjelaskan bahwa itu merupakan tema paling dekat dengan masyarakat.
Baca Juga: Pecahkan Rekor Siaran Radio 34 Jam Nonstop Sendirian, Gofar Hilman: Halusinasi Tingkat Dewa
"Saya pilih tema lagu yang deket dengan masyarakat kita. Patah hati juga semua pasti pernah mengalami," ujarnya.
"Kata-kata yang dipilih juga pastinya yang mudah dipahami," pungkasnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Nesiana Yuko Argina |
Editor | : | Deshinta Nindya A |