Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri Awalia
Grid.ID - Falcon Pictures mengumumkan film Bumi Manusia akan diisi oleh lagu patriotik Indonesia, 'Ibu Pertiwi,' sebagai original soundtrack-nya.
Ibu Pertiwi yang ditulis oleh Ismail Marzuki diketahui sebagai salah satu lagu wajib nasional yang dinyanyikan oleh anak-anak sekolah atau dimainkan selama perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Tak main-main, 'Ibu Pertiwi' sebagai original soundtrack 'Bumi Manusia' akan dinyanyikan tiga solois pria Tanah Air, yakni Iwan Fals, Once Mekel dan Fiersa Besari.
Baca Juga: Review Trailer | Menuai Kritik, Pantaskah Iqbaal Ramadhan Menjadi Minke dalam Film Bumi Manusia?
Pemilihan lagu wajib nasional 'Ibu Pertiwi' sebagai satu-satunya original soundtrack 'Bumi Manusia' rupanya memiliki cerita unik.
Hal ini lantaran sejak awal Falcon Pictures sudah merencanakan untuk tak menyematkan satu pun soundtrack untuk film 'Bumi Manusia' demi menjaga roh film tersebut.
Namun keputusan tersebut patah saat sang sutradara, Hanung Bramantyo, mendapat ide untuk menyematkan lagu wajib nasional 'Ibu Pertiwi.'
Baca Juga: Perankan Minke di Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Tinggalkan Karakter Dilan
Setelah ditawarkan pada CEO Falcon Pictures, HB Naveen dan sang produser, Frederica, keduanya pun menyetujui lagu 'Ibu Pertiwi' untuk dijadikan satu-satunya original soundtrack 'Bumi Manusia.'
Hanung Bramantyo menyebut idenya untuk memilih 'Ibu Pertiwi' selaras dengan film 'Bumi Manusia' yang bercerita tentang Indonesia.
"Ketika kita memfilmkan novel Bumi Manusia, kita sedang membicarakan Indonesia," kata Hanung saat Grid.ID temui di Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (25/7/2019).
"Pak Pram sedang berbicara tentang Indonesia," lanjutnya.
'Bumi Manusia' karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer sendiri menceritakan tentang masa kejadian antara tahun 1898 hingga 1918.
Itu adalah masa di mana munculnya pemikiran politik etis dan masa awal periode Kebangkitan Nasional.
Tak heran jika akhirnya 'Ibu Pertiwi' dipilih menjadi original soundtrack film 'Bumi Manusia' yang akan tayang di seluruh bioskop Tanah Air pada 15 Agustus 2019 mendatang.
"Cucunya (Pram) adalah film, soundtracknya adalah cicit dari Pak Pram itu juga harus menceritakan Indonesia," katanya lagi.
"Jadi payungnya itu Indonesia. Kami di sini sebenernya menceritakan Indonesia," tandas Hanung.
(*)
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |