Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Rahmad
Grid.ID - Apa arti teman fiksi bagimu?
Bagaimana cara berinteraksi dengan mereka?
Dan bagimana teknologi virtual reality membantu prosesnya?
Beberapa pertanyaan tersbut diajukan studio VR Fable saat mengembangkan Wolves in the Wall.
( BACA JUGA: Sah! Ardina dan Arie Dwi Andika Resmi Nikah )
Fable Studio adalah sebuah startup baru yang didedikasikan untuk mendorong cerita dongeng untuk diadopsi ke media immersif seperti AR dan VR.
Wolves in the Wall mengadopsi cerita buku anak-anak Neil Gaiman dan dave McKean yang menceritakan seorang gadis bernama Lucy.
Di episode pertama dari tiga episode pendeknya, dia mengamati loteng untuk mencari bukti yang bisa digunakan untuk meyakinkan keluarganya.
Dunia yang diceritakan penuh warna dan kejutan.
( BACA JUGA: Bukan Amerika, Ternyata Negara Ini yang Punya Rute Penerbangan Paling Sibuk di Dunia! Bisa Tebak Di Mana? )
Dengan teknologi AI yang digunakan pada permainan ini, maka akan mampu menciptakan ikatan emosional dengan tokoh utama, Lucy.
Kamu harus menggunakan headset VR untuk bisa menjadi teman imajiner Lucy.
Pada titik tertentu, kamu akan diberikan kamera Polaroid untuk mengambil gambar serigala.
Saat kamu memeriksa foto dan menjatuhkannya, Lucy akan berjalan ke foto tersebut dan mengambil foto sambil mengatakan sesuatu kepadamu.
( BACA JUGA: Nongkrong Seru yang Bikin Perut Kenyang, Cuma di Kedai Ini )
Pada saat kamu menunjukkan kedua telapak tanganmu, maka Lucy akan membuat sketsanya.
Kebanyakan game VR yang saat ini ada hanya memungkinkan kamu untuk bermain dengan posisi duduk.
Berbeda halnya dengan game ini, yang akan mendorong karakter untuk memandumu dalam game ini.
Wolves in the Wall diproduksi oleh veteran story Studio di Fable dengan dukungan dari Oculus.
( BACA JUGA: Tampil di Goodbye Stage Music Core, INFINITE Bawa Pulang Trofi Kemenangan Keempat, Selamat! )
Karya ini juga dibentuk oleh perusahaan teater immersive Third Rail Project.
Fable kabarnya akan bermitra dengan Third Rail yang beraksi langsung untuk melakukan adegan yang nantinya masuk ke VR.
Tim juga berkonsultasi dengan tokoh-tokoh dari industri game, termasuk direktur System Shock, Doug Church, dan perancang BioShock, Jordan Thomas.
Karakter Lucy memerankan protagonis dalam game VR ini.
( BACA JUGA: Mitos Tentang Menstruasi yang Wajib Diketahui, Masa Bisa Begitu Setelah Turun dari Pesawat? )
Mengingat pendeknya episode, maka kamu tidak memiliki banyak waktu untuk terikat dengan karakter Lucy.
Saat kamu bermain dengan game ini, kamu akan difokuskan untuk mencari Lucy.
Selamat mencoba ya. (*)
Source | : | The Verge,techcrunch |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |