Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni
Grid.ID – Sukses menjadi juara kedua ‘Bintang Pantura 3’ Indosiar, pedangdut Susi Ngapak semakin dikenal publik.
Menggeluti dunia dangdut bukanlah hal yang baru bagi perempuan bernama asli Iis Susant itu.
Sebab, dirinya sudah sering menjadi penyanyi keliling kampung asalnya di Banyumas, Jawa Tengah, mulai dari bayaran yang cuma Rp 150.000.
(5 Fakta Tentang Lucinta Luna, Pedangdut yang Berfoto Dipeluk Dari Belakang oleh Mike Lewis )
"Awal karir sebelum mengikuti bintang pantura ya pada bae artis dikampung gitukan dari bayarannya segitu pasti tau lah satus seket (Rp 150.000),” jelasnya.
Ia mengakui perjuangan hidup yang dilaluinya tak semudah yang dipikirkan banyak orang.
"Pokonya saya berasal dari keluarga yang sederhana, dulu saya itu penyanyi biasa, penyanyi di kampung, dari kampung sebelah ke sebelah," ungkap Susi kepada Grid.ID di kantor Nagaswara, Jakarta Pusat beberapa hari yang lalu.
Terlahir dari keluarga sederhana, Susi yang saat ini berusia 26 tahun itu sudah mandiri sejak kecil.
Ia becerita sewaktu Sekolah Dasar (SD), dirinya pernah berjualan es dawet dan sayuran keliling kampung untuk membantu ekonomi keluarganya.
Dengan diberi komisi kurang dari seribu rupiah per harinya pada saat itu, semuanya dijalaninya dengan riang.
"Terus sebelum jadi penyanyi sempet jualan es dawet, jualan sayuran punya orang saya jualin waktu SD nanti saya bisa dikasih upah 500 perak atau 700 perak karna kan emang dari keluarga yang sederhana," cerita Susi dengan khas dialek ngapaknya.
Dari situ ia jadi mempunyai tekat untuk berusaha ketika berkeinginan untuk membeli sesuatu yang diinginkannya.
"Tapi saya punya cerita biar kalo punya kemauan harus semangat. Dulu saya pernah kepengin beli sepatu nggak usah sebut merek jaman dulu harganya Rp 29.000, sepatu saya sudah rusak, nganga buat sekolah, dan saya harus jualan dawet selama satu bulan.,” kenangnya.
Tak hanya soal biaya hidup yang perlu diperjuangkannya, Susi Ngapak yang sudah mengenal bayaran menyanyi pun diharga dari tariff terendah.
"Sebulannya dikasih upahnya Rp 900 rupiah sampe terkumpul itu semuanya Rp 29.000 buat saya beli sepatu. “Jaman dulu saya jarang banget dikasih uang saku karna memang kemampuan keluarga yang kurang, tapi alhamdulillah Susi Ngapak siap bertempur," tutup Susi. (*)