Grid.ID - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri genap berusia 71 tahun pada hari ini, Selasa (23/1/2018).
Untuk memperingati hari kelahirannya akan digelar teater kebangsaan yang berjudul Satyam Eva Jayate yang bernuansa hijau.
Pertunjukan teater bertajuk "Satyam Eva Jayate" karya seniman Butet Kertaradjasa akan berlangsung di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa siang, pukul 14.00 WIB.
Dikutip dari Kompas.com, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjelaskan, "Satyam Eva Jayate" adalah semboyan dari bahasa Sanskerta yang berarti "Hanya kebenaran yang berjaya."
Perjalanan anak dari Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dan Fatmawati ini begitu berliku dari sejak kecil hingga saat ini.
Inilah 5 fakta kehidupan Megawati yang kini genap berusia 71 tahun.
1. Lahir di masa Agresi Militer Belanda.
Pada waktu Soekarno diasingkan ke pulau Bangka, Fatmawati melahirkan seorang bayi yang dinamai Megawati Soekarno Putri.
Megawati lahir pada tanggal 23 Januari 1947 di kampung Ledok Ratmakan, tepi barat Kali Code, Yogyakarta.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Megawati lalu dibesarkan di Istana Merdeka.
2. Sempat kuliah di dua kampus
Megawati melewati masa sekolahnya sejak SD hingga SMA di Jakarta.
Ia mengenyam pendidikan SD hingga SMA di Perguruan Cikini Jakarta
Megawati pernah menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran di Bandung (tidak sampai lulus) dalam bidang pertanian.
Selain juga pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (juga tidak sampai lulus).
(Tak Hanya Ulah Felicya Angelista, Inilah Deretan Teguran KPI untuk Program Dahsyat RCTI)
3. Suami pertamanya meninggal karena kecelakaan
Perjalanan membangun keluarga sempat terpuruk lantaran wafatanya suami pertamanya, pilot Letnan Satu Penerbang TNI AU, Surendro.
Almarhum meninggal tewas dalam kecelakaan pesawat di laut sekitar Biak, Irian Jaya, pada tahun 1970.
Waktu itu usia Megawati masih sekitar dua puluhan dan sudah dikaruniai dua anak lelaki yang bernama Mohammad Prananda dan Mohammad Rizki Pratama.
Megawati lalu menikah lagi dengan Taufiq Kiemas, rekannya sesama aktivis di GMNI asal Palembang.
Dari pernikahan keduanya ini, psangan ini dikaruniai seorang putri yang bernama Puan Maharani.
(Memilki Fungsi Melindungi Mata, Inilah 4 Cara Memilih Kacamata Untuk Berolahraga )
4. Partainya sempat digulingkan
Pada tahun 1986, ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang Jakarta Pusat.
Pada tahun 1996, Megawati yang masih menjabat Ketua Umum PDI digulingkan oleh ketua DPI lainnya hasil Konggres Medan yang dipimpin oleh Soerjadi.
Soerjadi yang didukung pemerintah pun memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro itu.
Ancaman itu kemudian menjadi kenyataan karena pada tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Megawati.
Setelah rezim Orde Baru tumbang, PDI Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan.
Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil memenangkan pemilu.
Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari tiga puluh persen suara.
(Ardina Rasti Akan Menikah dengan Duda, Ternyata Seperti ini Kehidupannya)
5. Menjadi Presiden Kelima
Pada saat Sidang Umum MPR 1999, massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi presiden.
Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi.
Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain, dan memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden.
Ia kalah tipis dalam voting pemilihan presiden adalah 373 banding 313 suara.
Megawati tidak harus menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid, setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden.
Sidang Istimewa MPR, Senin (23/7/2001), telah menaikkan statusnya menjadi Presiden, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI. (*)
(Ingin Berlibur ke Selandia Baru, Inilah Dokumen Untuk Mengurus Visa Kunjungan
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |