Laporan wartawan Grid.ID, Okki Margaretha
Grid.ID - Siang itu di pinggiran kota Bantul, Jogja, Nina Widjaja menyapa tim Grid.ID yang datang ke markasnya yang sederhana, berpagarkan bambu setinggi sekitar dua meter.
“Silakan masuk, maaf, seadanya ya, cukup kan kursinya?” sapa Nina Widjaja ramah sambil merapikan alat-alat kerjanya yang sudah disediakan.
Nama Nina Widjaja mungkin belum awam bagi pembaca, namun, perempuan yang pernah menetap di Peru itu punya segudang kebaikan yang mungkin bisa kita tiru.
Dalam ruangan yang mirip dengan garasi itu, tak banyak barang yang dipajang Nina, hanya dua buah rak terbuka tempat dia menyimpan alat kerja dan bahan-bahan yang diperlukan.
Lalu ada dua buah rak yang berfungsi sebagai etalase produk yang dibuat oleh Nina Widjaya dan rekannya, Galuh.
Singkat cerita, Nina yang memiliki latar belakang pendidikan di dunia penelitian dan riset ilmiah ini memiliki kecintaan terhadap lingkungan hidup.
Baca Juga: Yuk Jadi Wisatawan Ramah Lingkungan dengan Mengurangi Penggunaan Plastik, Bawa 4 Benda Ini!
Dia pernah mengikuti proyek budidaya jamur di Peru dan menjadi instruktur selam.
Dengan bekal itulah, Nina Widjaja mantap membekali diri sebagai seorang aktivis pencinta lingkungan.
Tak berhenti sampai di situ, Nina Widjaja mulai berani memproduksi segala produk pribadi sejak 9 tahun yang lalu.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Tulus Kampanye Gerakan Pengurangan Sampah Plastik Lewat Lagu
“Saya bikin sabun dari tahun 2010 untuk kebutuhan sendiri dan kasih ke teman,” kata Nina Widjaja.
Kepulangan Nina Widjaja ke Indonesia tahun 2015 lalu, membuatnya terpikir untuk menjadikan kegemarannya memproduksi produk ramah lingkungan ini menjadi lahan bisnis.
Hal ini juga tak terlepas dari teman-temannya yang mendorong Nina untuk memproduksi produk ramah lingkungan secara masal.
Baca Juga: Sadar Masih Memakai Botol Plastik, Tulus Berusaha Mendewasakan Diri untuk Lebih Ramah Lingkungan
“Balik ke Indonesia ketemu komunitas pemerhati lingkungan di Jogja,” katanya.
“Lalu, saya mikir bagaimana aktivis bisa ada duitnya,” kata Nina sambil tertawa.
Jadilah, di tahun 2010, Nina tak cuma memproduksi sabun batang sendiri, melainkan juga memasarkannya.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Dian Sastrowardoyo Ajak Masyarakat Kurangi Pemakaian Plastik Demi Anak Cucu Kelak
Sampai saat ini, Nina tak hanya memproduksi sabun batang, melainkan sabun cair, pasta gigi dan pembersih yang dia beri merek ArteSana.
Meski kini Nina sudah berhasil memasarkan produknya ke berbagai toko di kawasan Jogja dan market place seperti Tokopedia, namun dia tetap aktif di dalam komunitas pemerhati lingkungan.
“Saya ajarin gimana caranya buat sabun alami, saya ajari awareness dan ada edukasinya tentang lingkungan,” kata Nina.
Baca Juga: Perduli Lingkungan Hidup, Dian Sastrowardoyo Lakukan Aksi Rampok Plastik
Nah, saat Grid.ID berkesempatan untuk berkunjung ke workshop ArteSana, Nina dengan senang hati menunjukkan bagaimana proses pembuatan salah satu produk andalan ArteSana, yaitu sabun batang.
Sabun batang itu dibuat 100 persen handmade, juga dengan menggunakan bahan-bahan alami.
Sejak awal, Nina mengaku menggunakan berbagai macam jenis minyak, seperti minyak cengkeh, minyak pala, minyak kelapa, minyak kayu manis, minyak castor, minyak neem, minyak tamanu dan minyak buah tengkawang atau illipe nut atau Borneo tallow dalam produknya.
Sedikit bocoran, demi bisa mendapatkan berbagai macam jenis minyak itu, Nina harus berkeliling Indonesia dan masuk ke dalam pelosok hutan. Seru ya!
Nina memilih untuk memakai bahan baku minyak selain minyak kelapa sawit, untuk menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman minyak dengan kualitas yang baik.
Selain itu, penolakan Nina menggunakan minyak kelapa sawit juga didasari untuk menjaga kelestarian lingkungan, yang ekosistemnya rusak akibat perkebunan kelapa sawit.
Baca Juga: Bak Peragawati, Menteri Susi Pudjiastuti Tenteng Tas Ramah Lingkungan
Dengan bahan baku itu, Nina menambahkan pewarna alami dan pewangi alami yang hasilnya tak akan menyengat indera penciuman.
“Kami pakai minyak esensial dan enggak pakai parfum atau fragrance, jadi harumnya relaxing banget,” kata Nina.
“Kami maunya, energi positif saat kami membuat sabun ini, juga nyampe pada penggunanya nanti, jadi relax gitu, he-he-he,” kata Nina.
Baca Juga: Faktanya Sheet Mask Sebagai Skin Care Bisa Mencemarkan Lingkungan!
Setelah bicara ngalor ngidul soal pembuatan sabun batang natural, Nina menjamin kalau produk yang diproduksi di ArteSana sudah melalui tahap uji coba kelaikan produk.
Jadi, buat kamu yang curiga apakah produk ini aman, Nina dapat memastikan kalau semua produk yang dijual di ArteSana aman untuk dipakai dan aman untuk lingkungan pastinya.
Selain sabun batang, ArteSana juga menjual sabun cair, tooth powder alias pasta gigi bubuk, body butter, multi-purpose cleaner dan natural shampoo.
Baca Juga: Jangan Lagi Buang Tisu Basah ke Dalam Toilet, Bisa Berdampak Buruk Buat Lingkungan
Untuk masalah harga, jangan khawatir, produk di ArteSana dijual dengan harga affordable mulai dari Rp 40 ribu sampai Rp 100 ribu.
Silakan intip produk-produk natural milik ArteSana di media sosial mereka ya, @artesana.soap dan kamu juga bisa dapat diskon kalau beli produk ArteSana tanpa kemasan!
(*)
Kronologi Miris Siswa SD Duduk di Lantai Gara-gara Nunggak SPP, Tunggu Dana BOS dan KIP Cair
Penulis | : | Okki Margaretha |
Editor | : | Okki Margaretha |