Grid.ID - Belum lama ini berita Jakarta yang disebut memiliki kualitas udara terburuk di dunia sempat menjadi perbincangan hangat.
Jakarta dinobatkan sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan data situs penyedia peta polusi, Airvisual.
Puncaknya, pada Senin (29/7/2019) Jakarta bahkan menempati peringkat pertama kota dengan kualitas udara paling tidak sehat.
Baca Juga: Hindari Kebiasaan Tidur di Depan TV Bila Kamu Tidak Mau Mengalami Hal Buruk ini
Dilansir dari Intisari Online kualitas udara Jakarta tercatat 183 kategori tidak sehat dengan parameter PM2.5 konsentrasi 117,3 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara.
Paparan polusi udara ini jangan dianggap remeh karena kualitas udara yang buruk, bisa meningkatkan risiko penyakit neurologis, seperti Parkinson dan Alzheimer.
Demikian menurut sebuah studi baru yag diterbitkan dalam jurnal eLife.
Baca Juga: Tetap Segar dan Gizinya Terjaga, Begini Cara Menyimpan Daging Sapi dengan Benar
Temuan terbaru mendukung hasil penelitian sebelumnya, yang menunjukkan berkurangnya kemampuan indra penciuman bisa menjadi tanda awal dari perkembangan kondisi neurologis.
Para peneliti dari Universitas Penn State mempelajari bagaimana polusi memicu perkembangan penyakit melalui udara yang kita hirup.
Studi terbaru berfokus pada hubungan antara kualitas udara yang buruk dan aliran cairan cerebropinal dalam tubuh.
Cairan ini biasanya muncul di sekitar sistem saraf pusat, yang meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
Baca Juga: 5 Manfaat Tanaman Lavender, Salah Satunya Bisa Menjadi Pengusir Nyamuk Alami!
Studi sebelumnya menunjukkan, bahwa flow of cerebrospinal fluid (CSF) atau aliran cairan serebrospinal berfungsi sebagai "bantalan" yang melindungi sistem.
Studi Penn State menunjukkan, bahwa cairan itu juga membantu aliran limbah keluar dari otak dan area tulang belakang, menurut Patrick Drew, penulis studi dan profesor di Penn State.
"Kami melihat CSF membantu mengeluarkan limbah melalui hidung," katanya.
"Saya mencoba memberi cairan serebrospinal dengan pewarna untuk percoban lain," ujar Jordan Norwood, penulis studi dan mahasiswa pascasarjana di Penn State.
"Kami melihat cairan serebrospinal yang diwarnai ini mengalir keluar melalui hidung," lanjutnya.
Nah, untuk kamu yang tinggal di jakarta jangan lupa menggunakan masker saat keluar rumah, ya! (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hati-hati, Terpapar Polusi Udara Bisa Merusak Otak"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |