Grid.ID - Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki pendidikan yang baik.
Orang tua akan berjuang mati-matian untuk menyekolahkan si anak.
Namun, bagaimana ketika si anak menolak untuk pergi ke sekolah.
Nah, hal seperti ini sering dialami oleh beberapa orang tua.
(BACA : Bergelimang Kemewahan, Tak Disangka Beginilah Perlakuan Sandra Dewi Terhadap Asisten Rumah Tangganya )
Ibu di Bangkok, Thailan bernama Nuttanitcha Chotsirimeteekul memiliki cara yang tak disangka untuk mengatasi masalah ini.
Anaknya yang berumur 5 tahun itu tak mau pergi ke sekolah.
Mengetahui hal tersebut Chotsirimeteekul mengambil tindakan langsung.
Dirinya mengajukan cuti dari pekerjaannya.
Dilansir Grid.ID dari Bussines Insider, dia bersama suaminya mengajak anaknya itu turun ke jalan.
Bersama-sama dia ke luar dan mengajarkan anaknya memungut sampah.
Chotsirimeteekul menyuruh anaknya untuk mengambil botol plastik dan gelas dari tempat sampah sepanjang jalan.
Hal itu memang niat dilakukan untuk memberikan opelajaran bagi anak.
(BACA : Begini Cerita Anak Sys NS Saat Temukan Sang Ayah Sudah Tergeletak Pucat )
Nah, mereka sudah berjalan sekitar 2,2 kilometer dan berhasil mengumpulkan 2 kilogram botol yang ditaksir seharga 2 baht.
Kemudian anak itu bertanya ke ibunya "bisakah kita naik bus?"
"Anda punya uang? bus itu harganya 10 baht," jawab Chotsirimeteekul.
Lantas anak itu menjawab "tidak."
"Kalau begitu kita harus mencari lebih banyak botol untuk menghasilkan lebih banyak uang," kata Chotsirimeteekul.
Anak itu menjawab, "Tidak apa-apa saya akan jalan kaki."
Tak lama kemudian, anak itu meminta lagi pada ibunya "Saya ingin es krim."
Lalu, Chotsirimeteekul katakan: "Biayanya 5 baht, apakah kita sudah cukup?"
Dengan sedih anak itu menjawab "Tidak, saya tidak menginginkannya lagi."
Wajah anak itu, dalam foto sungguh terlihat letih.
"Saya sangat lelah, sangat panas, saya ingin pulang ke rumah," kata si anak.
Dari situ Chotsirimeteekul berbagi bahwa pengalaman itu adalah pelajaran yang baik bagi mereka berdua.
Lalu, si ibu menanyakan aoakah anaknya ingin bersekolah atau bekerja.
Kemudian anaknya dengan keras menyatakan bahwa dia akan pergi ke sekolah. (*)
Penulis | : | Arif B Setyanto |
Editor | : | Arif B Setyanto |